Polisi Selidiki Rekrutmen Ilegal Pegawai Damkar

Sabtu 31-12-2016,13:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Diam-diam, kasus pengangkatan pegawai kontrak di Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (KPBP) mulai dipelototi kepolisian. Sumber internal Radar di Polres Cirebon Kota menyebutkan, penyidik kini tengah mencari pintu masuk atas kasus ini. Setelah itu, penyelidikan bisa saja langsung dimulai. “Dugaan kasus ini sedang kita selidiki,” tutur sumber yang enggan dikorankan ini. Pihak kepolisian sendiri tidak ingin terlihat gegabah dalam penanganan kasus tersebut. Meski indikasi penyimpangan sudah diungkapkan dalam beberapa pemberitaan media, penyidik tak langsung bergerak. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) AKP Galih Wardani SIK juga belum mau terbuka. Informasi yang masuk dari media dan masyarakat masih dalam pendalaman. “Kita kedepankan asas praduga tak bersalah, informasi yang masuk akan kita saring. Kita lakukan pendalaman baru kita tahu isu itu bener atau tidaknya,” ujar Galih saat ditemui Radar. Galih pun meminta masyarakat agar tidak menerima mentah-mentah informasi yang beredar. Termasuk tidak mengambil kesimpulan sebelum ada fakta hukum yang mendasarinya. Meski disebutkan ada pungutan termasuk pihak  yang menerima pungutan itu, pihaknya meminta agar tidak langsung menjustifikasi. “Semuanya kan butuh proses, meskipun banyak yang bilang begini, ada yang bilang begitu tapi semuanya belum tentu benar. Bisa jadi juga informasinya benar, kita akan lidik (penyelidikan) dulu,” imbuhnya. ADAM TUDING ANAK BUAH Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Adam Nuridin, tak mau disalahkan atas rekrutmen 200 personel pemadam kebakaran. Dia menuding, ada oknum anak buahnya yang menjadi dalang rekrutmen itu. Ditemui di ruang kerjanya, Adam menjelaskan, balakar yang ada mendapat kontrak hanya 150 orang. Dirinya tahu persis, sebab SK kontrak itu ditandatangani dirinya. “Yang 150 itu saya tanda tangan, tapi yang masuk belakangan 200 orang saya nggak tahu,” ujar Adam. Adam menyebut, rekrutmen ilegal itu mencapai 200 orang. Personel yang tidak diakui ini tiba-tiba datang dan diberi seragam. Padahal damkar  tidak pernah ada alokasi anggaran seragam untuk mereka. Dirinya bahkan sempat menegur kepada mantan anak buahnya yang sudah pensiun tersebut. Tetapi teguran itu tidak digubris. “Saya nggak mau ikut tanggung jawab. Itu ada oknum yang merekrut, yang jelas 200 orang itu mereka tidak menerima honor di tahun 2017,” tegas Adam. Keberadaan mereka, kata Adam, selain tidak mendapatkan honor juga tidak mendapatkan SK kontrak. Apalagi mereka yang direkrut oleh mantan anak buahnya dan dijanjikan menjadi PNS. Adam membeberkan, persoalan ini bermula dari adanya informasi rekrutmen PNS dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN) untuk pemadam kebakaran. Kemudian, damkar sempat mengajukan proposal ke BKN dan proposal itu diterima. Namun pada perkembangannya ternyata di bulan Juli 2016 tidak ada kabar yang menggembirakan. “Saya suruh anak buah saya wirid tiap malam, doa supaya pendaftaran PNS dibuka. Tapi ternyata nggak berhasil,” katanya. Di saat proposal yang diajukan belum ada kejelasan ternyata mantan anak buahnya merekrut kembali dan jumlahnya malah diatas 200 dan Adam merasa kaget dan tidak mau menerima mereka. Akhirnya, dari 200 personel itu 100 diantaranya dipindah ke kantor penanggulangan bencana alam dan sudah dianggarkan. Sisanya, tetap di damkar tanpa gaji. Mengenai komposisi pegawai di pemadam kebakaran, sejak 2005 sudah ada sukarelawan 20 orang dan PNS 10 orang. Tapi sukarelawan ini tidak sempat masuk honorer Kategori II.  Kemudian tahun 2015 bulan Januari rencana ada penambahan karyawan, sampai pertengahan tahun minta rekomendasi walikota.  Di tahun akhir 2015 di rekomendasi 150 orang, apalagi saat itu ada mobil baru. “Sebelum kita butuh tenaga, ternyata  banyak yang ingin masuk. Jadi sebelum ada rekom walikota malah sudah antre 100 orang,” katanya. (abd)    

Tags :
Kategori :

Terkait