Tradisi Haul di Gebang Bisa Jadi Agenda Wisata Cirebon

Sabtu 31-12-2016,21:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

GEBANG - Tradisi Haul Pangeran Sutajaya atau Pangeran Anom di Keraton Pagebangan mulai dihidupkan kembali. Agenda tradisi budaya ini, memang mampu menarik wisatawan. Selain bisa menikmati wisata kuliner dan wisata sejahar, tradisi masyarakat lokal sendiri menjadi warna dalam memajukan industri pariwisata di Kabupaten Cirebon. Hal itu terbukti dengan penyelenggaraan Haul Pangeran Sutajaya di Desa Gebangkulon, Jumat (30/12). Pada kesempatan itu, Pangeran Patih Mohamad Qodiran dari Keraton Kanoman menyapa masyarakat Kecamatan Gebang dengan menaiki Kereta Paksi Nagaliman dengan dikawal puluhan prajuritnya. Pangeran Patih Mohamad Qodiran dan keluarga Keraton Kanoman datang ke Keraton Pagebangan menggunakan kendaraan roda empat. Kemudian Pangeran Patih menaiki Kereta Paksi Nagaliman yang sudah disiapkan. Dengan menaiki Kereta Paksi, Pangeran Patih yang dikawal puluhan prajurit Keraton Kanoman dan diiringi kerabat keluarga dari Keraton Kanoman dan Keraton Pagebangan, serta pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat keliling ke wilayah Kecamatan Gebang. Setelah berkeliling dan menyapa warga, rombongan langsung menuju makam Pangeran Sutajaya (Pangeran Anom) yang berada di makam Blok Krapyak Desa Gebangkulon, Kecamatan Gebang. Pangeran Patih dan rombongan kembali ke Keraton Pagebangan untuk mengikuti kegiatan tausiah keagamaan. Ketua panita pelaksana Haul Pangeran Sutajaya, Elang Lyusi Syaefullah menjelaskan, pelaksanaan Haul Pangeran Sutajaya merupakan tahun kedua, sebelumnya haul sudah puluhan tahun tidak dilaksanakan. Penentuan pelaksanaan Haul telah disepekati bersama akan digelar pada setiap tahunnya, yakni setiap tanggal 29 mulud atau rabiul awal. Pangeran Sutajaya sendiri merupakan leluhur dari Keraton Pagebangan. \"Tanggal pelaksanaan sekarang merupakan tanggal penetapan pelaksanaan haul leluhur Keraton Pagebangan yang dilaksanakan tahun-tahun selanjutnya,\" terangnya. Dijelaskannya, ada perbedaan antara pelaksanaan haul tahun lalu dan tahun ini. Pada tahun ini, kegiatan haul bukan saja pelaksanaan ziarah ke makam Pangeran Sutajaya. Akan tetapi juga ada pelaksanaan kirab atau keliling menyapa warga. Acara kirab menjadi lebih khidmat karena Pangeran Patih menghendaki tidak ada bunyi-bunyian apapun saat kirab berlangsung. \"Pangeran Patih tidak mau ada tabuh-tabuhan saat kirab berjalan, sehingga pelaksanaan kirab serasa lebih khidmat. Pangeran Patih juga menyapa warga yang dilintasi kirab,\" jelas Lyusi. Lebih lanjut Lyusi memaparkan, selain pelaksanaan kirab keluarga Keraton Kanoman dan Keluarga Keraton Pagebangan, rangkaian kegiatan haul juga diisi dengan tawasul di makam Pangeran Sutajaya, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan digelarnya pengajian. \"Tahun lalu, pelaksanaan haul memang hanya menggelar pelaksanaan tawasul saja. Tahun ini, kita ada penambahan rentetan kegiatan, kegiatan haul ini diharapkan akan menjadi kegiatan tradisi masyarakat Gebang secara umum yang akan terus dilakukan dari tahun ke tahun,\" harapnya. (jml)    

Tags :
Kategori :

Terkait