Hanifa Paramitha Siswanti, Seni Berbicara

Minggu 01-01-2017,12:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

APA yang dilakukan saat diminta seorang kerabat menjadi seorang master of ceremony (MC) di sebuah acara? Apakah dengan percaya diri akan mengambil kesempatan itu atau justru menolaknya karena merasa tak mumpuni? Hanifa Paramitha Siswanti punya triknya. Menurutnya, berbicara di depan umum memang tidak mudah dilakukan, bagi yang tidak biasa. Jangankan menjadi MC, memberi kata sambutan pun tak kuasa dilakukan seseorang. Gagap berbicara, bahasa tubuh yang kaku dan hilangnya konsentrasi kerap muncul bila demam panggung sudah menyerang. Dengan demikian, akan ada beribu alasan seseorang untuk menolak berbicara di depan umum. Lalu, bagaimana upaya mengatasi demam panggung saat berbicara di depan publik? Bagaimana pula agar audiensi tertarik dengan apa yang kita bicarakan dari awal hingga akhir waktu? Apa sih rahasianya agar mahir berbicara di depan umum? Hanifa mengupas rahasianya. \"Setiap orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa menulis dengan bagus,\" ujar wanita yang pernah menjadi penulis di media online itu. Pun begitu dengan berbicara, lanjut wanita yang pernah masuk dalam top 10 Putri Muslimah itu, setiap orang bisa berbicara, tetapi tidak semua orang paham betul tentang seni berbicara. \"Berbicara bukan hanya mengeluarkan kata-kata, tetapi ada seni dan gaya termasuk di dalamnya bahasa tubuh dan ucapan,\" katanya. Rahasianya lainnya yakni kenali diri sebagai pembicara dan audiensi. Menyiapkan materi, perilaku, gaya berpakaian, atau perangkat yang digunakan adalah salah satu upaya agar terkesan penting bagi audiensi. Artinya, perlu persiapan khusus untuk menjadi pembicara di suatu tempat. \"Yang penting saat menjadi pembicara adalah bagaimana menempatkan diri menjadi orang yang penting,\" kata wanita kelahiran 16 Maret 1990. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait