Ketua PBNU: Medsos Jadi Panggung Penyebaran Kabar Bohong

Minggu 01-01-2017,20:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA–Pengurus Besar Nahdlatul Ulama khawatir dengan perjalanan politik kebangsaan sepanjang 2016. Menonjolnya narasi politik identitas dianggap rentan menggerogoti sendi-sendi konsensus nasional berdasar Pancasila yang dimiliki bangsa ini. Salah satu sarana yang menunjang menyebarnya politik identitas adalah media sosial. Atas hal itu, PB NU mengajak semua elemen bangsa untuk kembali pada jati diri bangsa yang mengakui kemajemukan. ’’Perbedaan adalah tambahan energi untuk melipatgandakan kekuatan, bukan benih untuk menumbuhkembangkan perpecahan,’’ ungkap Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan refleksi akhir tahun di Gedung PB NU, Jl Kramat Raya, Jakarta, akhir tahun 2016 lalu (30/12). Menurut dia, bukan hanya perhelatan pilkada DKI Jakarta, belakangan konflik Timur Tengah juga telah dieksploitasi menjadi bahan bakar yang menyulut benih-benih perpecahan. ’’Dan salah satu sarananya adalah media sosial,’’ tandasnya. Media sosial, lanjut Said, tidak lagi menjelma sebagai arena pertarungan opini yang konstruktif. Fenomena dewasa ini, media sosial justru menjadi panggung provokasi fitnah dan kebencian. ’’Dunia maya berkembang pesat sedemikian rupa menjadi panggung penyebaran kabar-kabar bohong dan berita-berita palsu, mengadu domba antarelemen bangsa, dan mengobarkan permusuhan antargolongan,’’ tutur peraih gelar doktor dari Universitas Ummul Quro, Makkah, tersebut. Menurut dia, pemerintah terkesan tidak siap menghadapi permasalahan tersebut. Termasuk ketika menghadapi radikalisme yang ikut tumbuh subur di dunia maya. ’’Pemerintah gagap membangun counter narrative,’’ sesalnya. (dyn/c5/fat)

Tags :
Kategori :

Terkait