Real Madrid vs Sevilla, Awas Kutukan Logo FIFA!

Rabu 04-01-2017,14:57 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MADRIDEntrenador Real Madrid Zinedine Zidane menjadikan 2016 sebagai tahun miliknya. Tiga piala disumbangkan Zidane dalam jangka waktu relatif singkat, yakni hanya satu tahun, pada mantan klub yang dibelanya itu. Ya, hari ini (4/1), tepat satu tahun pria berusia 44 tahun tersebut menahkodai Real. Menggantikan Rafael Benitez di paruh pertama musim 2015-2016 lalu, Zidane langsung mendapatkan respek dari anak buahnya. Zidane tak punya banyak waktu buat euforia. Pada awal tahun ini Real langsung menjumpai tantangan berat. Yakni bertemu Sevilla di first leg babak 16 besar Copa del Rey di Santiago Bernabeu dini hari nanti (5/1). Seperti diberitakan AS Zidane menyatakan masih banyak kemenangan yang harus diburunya. Catatan 40 menang, 11 imbang, dan hanya dua kali kalah seolah belum menuntaskan \'kerakusan\' seorang Zidane. “Kami akan berjuang untuk memenangi semua hal yang ada di depan kami. Semua laga itu penting dan kami ingin menghadirkan kebahagiaan bagi semuanya,” tutur Zidane. Mantan pemain Bordeaux, Juventus, dan Real itu memang punya satu kata kunci dalam menjaga stabilitas tim sebesar Real. Yakni harmonisasi tim. Menurut editor AS Alfredo Relano, Zidane mampu meredam egoisme para bintang. Contoh yang paling kentara adalah bagaimana seorang James Rodriguez, kapten Timnas Kolombia, yang bermain reguler di era Benitez bisa direduksi gejolaknya. Jarang mendapatkan jatah main reguler, toh melalui pendekatan komunikasi personal ala Zidane, James melunak. Nah, menuju laga lawan Sevilla ini, Zidane dipastikan tanpa lima penggawanya karena cedera. Sergio Ramos, Pepe, Lucas Vazquez, Mateo Kovacic, dan Gareth Bale. Namun Zidane dipastikan tak akan pusing dengan hilangnya tiga nama tersebut. Skuad inti dan cadangan Real punya kualitas yang sama. Menuju bentrok lawan Sevilla ini, dalam lima pertemuan terakhir Real diunggulkan secara statistik. Real menang tiga di antaranya. Termasuk kemenangan di ajang Piala UEFA Super Agustus lalu. Real menang 3-2 atas Sevilla saat itu. Dengan formasi 4-3-3 yang dibawanya, Real Luka Modric, Casemiro, dan Toni Kroos adalah opsi terbaik. Trio ini diharapkan bisa membendung kecepatan yang ditunjukkan para gelandang Sevilla. Sevilla pada era Jorge Sampaoli ini punya sistem transisi bertahan dan menyerang sangat bagus. Terutama dari sektor kiri, Sevilla sering mengawali serangan dari sayap kiri. Samir Nasri dan Pablo Sarabia. Direktur Hubungan Internasional Real, Emilio Butragueno kepada Marca mengatakan, performa Sevilla di era Sampaoli ini sangat menakutkan. Bahkan lebih mengerikan ketimbang rival utama Real, Barcelona. “Lupakan kemenangan Agustus silam. Kami sangat respek kepada Sevilla dan menaruh fokus sangat besar untuk laga ini,” kata Butragueno. Musim lalu, Real tersisih dengan sangat konyol di babak 32 besar Copa del Rey. Saat itu, Benitez menurunkan pemain yang masih kena sanksi, Denis Cheryshev. Sehingga malah lawan Real, Cadiz, yang melenggang. Sementara itu, entrenador Sevilla Jorge Sampaoli kepada Marca menuturkan punya strategi khusus menyumbat serangan Real. Yakni memaksa Real lebih banyak di wilayah mereka sendiri. “Kami akan melakukan pressing tinggi dan mengontrol laga. Kami harus merapatkan jarak antarpemain setiap bola terebut sehingga meminimalkan serangan balik Real,” kata mantan pelatih timnas Cile itu. Marca kemarin juga mengingatkan seandainya Real akan menghadapi kutukan badge FIFA. Barcelona, Bayern Muenchen, dan Inter Milan adalah contoh klub-klub yang flop pasca memenangi Piala Dunia Antarklub. Barcelona usai menang Piala Dunia Antarklub 2015, setahun kemudian jelas meredup dan kalah pamor dari Real. Meski Barcelona memenangi trofi La Liga. Bayern Muenchen pun demikian. Usai menang Piala Dunia Antarklub 2013, tahun berikutnya gagal bersinar. (dra)

Tags :
Kategori :

Terkait