Hati-hati, Ada Racun di Kerang Hijau

Senin 09-01-2017,10:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Akhir tahun 2016, Cirebon sempat heboh dengan kasus kerang hijau yang menewaskan warga Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Kasus ini kemudian meluas karena ketika itu warga yang keracunan cukup banyak, bahkan merembet sampai wilayah Plered dan Mundu. Belum lama setelah itu, tepatnya Sabtu (6/1), peristiwa ini terulang lagi. Warga sebenarnya sudah diingatkan untuk sementara waktu tidak mengonsumsi kerang hijau. Apalagi ternyata setelah hasil lab menyatakan kerang hijau yang dikonsumi dalam beberapa waktu terakhir ini mengandung racun. Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Galih Wardani SIK melalui KBO Reskrim Iptu Abdul Majid SH mengatakan bahwa hasil tes uji laboratorium atas sample-sample dari kasus pertama yang terjadi akhir tahun lalu sudah diterima pihak kepolisian.Laporan hasil uji lab tersebut dikeluarkan oleh Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang, Tanggerang, Banten. Daging kerang hijau yang sampelnya dikirimkan beberapa waktu lalu positif mengandung racun dengan sebutan PSP (Paralytik Shellfish Poisioning) dari Phytoplankton Pyrodinium Bahamense.  “Hasilnya sudah kita terima. Tentunya akan ada pertemuan dengan dinas terkait untuk sosialisasinya dan tindak lanjut dari hasil uji lab ini,” ungkap Abdul Majid. Pihaknya pun meminta masyarakat untuk sementara waktu menghindari terlebih mengonsumsi olahan kerang hijau agar tidak ada lagi korban yang jatuh akibat keracunan kerang hijau. “Ya untuk sementara waktu jangan konsumsi dulu. Perlu sosialisasi agar tak ada korban lagi,” katanya. KONDISI MEMBAIK Sementara itu, tujuh korban keracunan kerang hijau yang sempat dievakuasi ke RSUD Gunung Jati pada Sabtu (6/1) kondisinya berangsur membaik. Minggu (8/1), satu per satu sudah diperbolehkan pulang. “Kondisi mereka sudah membaik, tapi harus nunggu dokter dulu. Siang ini sudah pada pulang setelah ada pemeriksaan terkahir dari dokter,” ujar Deni, Kepala Dusun Desa Keraton yang ditemui Radar, Minggu (8/1). Dikatakan Deni, hanya enam pasien yang dirawat di RSUD Gunung Jati. Satu warga lainnya setelah diperiksa di IGD, kondisinya masih baik dan tidak sampai dirawat. Diceritakan, jumlah korban bisa saja bertambah karena warga yang hadir di melekan hajatan pernikahan anak Casmuna dan Saodah tersebut cukup banyak. Menurutnya, hampir seluruh warga yang hadir memakan hidangan olahan kerang hijau yang disajikan oleh tuan rumah. “Hampir semuanya makan, mungkin yang keracunan itu makan kerangnya banyak dan kondisinya kurang fit,” imbuhnya. Dijelaskan Deni, pihak tuan rumah membeli sekitar 9 kg kerang hijau dari seorang penjual kerang. Namun pihak desa tidak mengetahui asal-usul kerang yang dibeli tuan hajat tersebut. “Apakah memang berasal dari perairan Cirebon atau dari luar kota, kami belum tahu. Keterangan dari pengepul sekitar sini juga. Kalau pengepulnya dari mana saya juga belum tanya, apakah dari sini atau dari tempat lainnya,” paparnya. Menurut Deni, semenjak insiden warga Suranenggala yang tewas karena keracunan kerang hijau pada akhir tahun lalu, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada warga untuk sementara waktu menghindari makanan olahan dari kerang hijau. “Saya bahkan siarkan di masjid dan musala agar tidak mengonsumsi ijoan. Tapi ya susah, karena barangnya melimpah dan sudah terbiasa jadi masih saja ada yang makan,” katanya. Seperti diberitakan, peristiwa terbaru terjadi di acara melekan hajatan salah satu warga Desa Keraton, Sabtu (6/1). Saat itu, tuan hajat menyajikan olahan kerang hijau kepada sejumlah tamu yang hadir. Tanpa ada keanehan, kerang yang disajikan tuan rumah ludes disantap para tamu yang rata-rata merupakan kerabat dan tetangga. \"Bahan mentahnya beli di Karangreja, masaknya biasa gak dimacem-macem,\" ujar salah satu tokoh masyarakat sekitar, Santoso. Dikatakannya, korban satu per satu mulai berjatuhan setelah beberapa jam mengonsumsi olahan kerang hijau di hajatan tersebut. Hingga sekitar pukul 06.00 WIB, sudah tujuh warga yang dievakuasi ke RS Gunung Jati akibat kondisi kesehatan yang terus menurun. Diduga, akibat keracunan hidangan olahan kerang hijau di hajatan tersebut. \"Memang sebelumnya, sekitar sebulan yang lalu kan ada ramai-ramai keracunan kerang. Cuma itu kan udah lewat. Dikira sudah tidak ada lagi dampaknya,\" imbuhnya. Ketujuh korban yang sempat dilarikan ke RSUD Gunung Jati yakni Daedi bin Mistani (46), Suedi bin Harkila (56), Sabiis bin Reno (34), Edi Sataji bin Hambali (50), seluruhnya warga Desa Keraton. Kemudian Subhan bin Sukardi (41) warga Desa Surakarta, Heri Prianto bin Basuki (37) warga Desa Mertasinga, dan korban terkahir yang sempat dilarikan ke rumah sakit yakni Yanto (24) warga Desa Keraton. Gejala keracunan para korban hampir sama dengan kasus-kasus sebelumnya. Korban mengalami mual, pusing dan kaku pada bagian mulut, serta kesemutan pada tangan. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait