BNN Tembak Mati Kurir Narkoba Jaringan Internasional

Minggu 15-01-2017,16:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap peredaran narkotika yang dikendalikan napi Tanjung Gusta, Medan, Sabtu (14/1). Empat narapidana tersebut memesan 10 kg sabu dari Malaysia. Salah satu napi merupakan terpidana mati berinisial AY yang menyelundupkan sabu seberat 260 kg. Saat penangkapan, salah seorang kurir pengedar berinisial BD tewas ditembak karena melawan dan mencoba melarikan diri. Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menuturkan, pengedar sabu ini sebenarnya sudah lama dibuntuti oleh petugas BNN. Akhirnya, pada Kamis lalu (14/1), BNN mendapatkan informasi adanya pengiriman sabu dengan berat lebih dari 10 kg. ”Sabu ini dikirim via jalur laut,” ujarnya. Narkotika itu dikirim menuju Kepulauan Riau dan diterima sepasang suami istri. Oleh suami istri ini sabu itu diserahkan pada seorang lelaki berinisial BD. ”BD lalu menyerahkan sabu asal Malaysia itu ke beberapa orang. Salah satunya, AD. Saat itulah petugas menangkap AD dan BD. Sabu juga berhasil diamankan,” tuturnya. Setelah diperiksa, ternyata AD ini tercatat sebagai narapidana di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Pengakuan tersangka AD, menyebutkan bahwa dia bisa keluar dari Lapas karena sedang berobat. ”Kami terus memeriksanya,” ungkap jenderal berbintang dua tersebut. Dari pengakuan AD ini diketahuilah bahwa ternyata ada tiga napi Tanjung Gusta yang bekerjasama memesan narkotika tersebut. Salah satunya, berinisial AY, yang tercatat sebagai terpidana mati kasus sabu seberat 160 kg. ”Ketiga napi itu juga sudah dijemput untuk diperiksa,” paparnya. Petugas BNN tidak berhenti karena mengendus adanya narkotika lain yang masih disimpan. Karenanya, petugas membawa kurir narkotika berinisial BD ke Deli Serdang, sesuai dengan pengakuan tersangka. Namun, ternyata saat mencari narkotika yang tersisa itu, BD melawan dan mencoba melarikan diri. ”Petugas melumpuhkannya dengan menembak. Sayangnya, kurir ini akhirnya tewas,” jelasnya. Bagaimana mungkin narapidana mengendalikan narkotika? Arman mengaku belum mengetahuinya. Namun, pemeriksaan masih berlangsung untuk mendalami bagaimana pola komunikasi mereka dan pihak lain yang kemungkinan terlibat dengan kasus tersebut. ”Belum sampai sana,” terangnya. Sementara Kepala Humas BNN Kombespol Slamet Pribadi menuturkan bahwa sebenarnya masih banyak yang dikejar, namun semua masih proses. ”Kejadian baru hari ini, semua masih berkejaran,” ungkapnya. Yang pasti, lanjutnya, tewasnya kurir narkotika itu akibat perlawanan dan upaya melarikan diri. Petugas dalam kondisi terpaksa karena tidak ingin kehilangan tersangka. ”Kalau tidak terpaksa, tidak akan ditembak,” jelasnya. (idr)

Tags :
Kategori :

Terkait