Percepat Eksekusi Mati Pengendali Narkotika

Senin 16-01-2017,12:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Terungkapnya terpidana mati berinisial AY yang masih mengedarkan narkotika membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) gerah. Pasalnya, sudah berulang kali terjadi adanya terpidana mati yang kembali mengedarkan narkotika. Sesuai catatan BNN, pada awal 2015 warga negara Nigeria Silvester Obiek yang sudah berstatus terpidana mati dan dipenjara di Nusakambangan kembali mengedarkan belasan kilogram narkotika. Yang paling terkenal, pengedar Freddy Budiman yang statusnya terpidana mati malah bisa membuat pabrik narkotika di Tangerang pertengahan 2015. Tak tanggung-tanggung, Freddy ini mengajak keluarganya dalam bisnis haram tersebut. Lalu, ada juga Amir Aco yang mengedarkan 1,2 kg sabu dan ekstasi 4.188 butir yang sudah vonis mati. Namun, kembali kedapatan melakukan kejahatan yang merusak generasi bangsa tersebut. Kepala Humas BNN Kombespol Slamet Pribadi menuturkan, kejadian terpidana mati yang mengulangi perbuatannya ini memang ironis. Karena itu, tentunya BNN akan berupaya dengan merekomendasikan percepatan eksekusi mati. “Khususnya pada terpidana mati yang mengulang kejahatannya,” ungkapnya. Dengan percepatan itu tentu akan menjadi pelajaran bagi yang lainnya, sehingga tidak akan melakukan kejahatan tersebut. ”Ini bisa menjadi pelajaran untuk pengedar narkotika,” paparnya. Selain itu, tentunya penting untuk memperbaiki kualitas lembaga pemasyarakatan. Sehingga, napi tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar. ”Ini mau tidak mau karena napi bsia komunikasi dengan orang luar,” tuturnya. Kondisi semacam ini mengingatkan kembali pada rencana Kepala BNN Komjen Budi Waseso tahun lalu yang ingin membuat penjara khusus untuk pengedar narkotika. Penjara tersebut dirancang pada pulau terpencil di Indonesia. ”Rencana ini masih dimatangkan,” paparnya. Bahkan, Buwas –panggilan akrab Budi Waseso- juga merancang agar penjara itu juga dijaga buaya liar agar narapidana tidak bisa kabur. Hal tersebut mengingat seringnya napi bisa bekerjasama dengan sipir untuk menyelundupkan narkotika. ”Ya, biar tidak kabur buaya saja yang menjaga dengan kolam yang mengelilingi penjara,” tuturnya. Buwas bahkan sempat mengunjungi penangkaran buaya di Medan untuk mencari buaya yang akan ditempatkan dalam penjara khusus tersebut. ”Harus cari yang agresif dan buayanya bisa sampai seribu ekor,” terangnya. (idr)

Tags :
Kategori :

Terkait