Merata, Banjir Menerjang wilayah Ciayumajakuning

Selasa 24-01-2017,10:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Komplit. Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) dilanda bencana alam berupa banjir dan longsor. Ribuan rumah warga terendam. Sekolah-sekolah juga terdampak, kegiatan belajar mengajar (KBM) diliburkan. Banjir terbaru, menerjang Kecamatan Gunung Jati, Senin pagi (23/1). Pada pagi hari, ada tiga desa di Kecamatan Gunung Jati yang terendam banjir, yakni Desa Astana, Wanakaya, dan Desa Grogol. Menjelang maghrib, banjir meluas ke Desa Kalisapu. Sehingga total empat desa di Kecamatan Gunung Jati yang terendam banjir. Camat Gunung Jati Kusdiyono mengatakan ribuan rumah warga terendam banjir. “Kalau untuk Desa Astana Blok Parid itu sekitar 500 rumah terendam banjir. Sedangkan yang paling parah Desa Wanakaya, karena hampir 90 persen rumah di desa itu terendam. Serta untuk Desa Grogol itu sekitar 100 rumah yang terendam,” ujar Kusdiyono. Kusdiyono mengatakan penyebab banjir dari ketiga desa ini berbeda-beda. “Kalau untuk Desa Astana dan Desa Wanakaya itu penyebab banjirnya karena luapan sungai Condong. Sungai Condong ini merupakan pertemuan tiga sungai, dari Plered dan Plumbon serta Jamblang. Nah pertemuannya ada di sungai Condong. Pertemuan tiga sungai ini, ketika arusnya deras, sungai Condong akan meluap,” kata Kusdiyono. Sedangkan untuk Desa Grogol, penyebab banjir dari sungai Bondet. “Saat arus deras, pintu air sungai Bondet lepas. Saya khawatir saat sungai Bondet meluap, Desa Grogol bisa habis tersapu banjir. Apalagi ini cuaca masih mendung terus,” tambah Kusdiyono. Kusdiyono menambahkan, akibat banjir tersebut SD yang ada di Desa Wanakaya terpaksa meliburkan KBM. “Desa Wanakaya banyak sekolah yang terendam banjir. Ada tiga sekolah SD Negeri yang terpaksa liburkan siswanya karena terendam banjir bangunan sekolahnya,” jelas Kusdiyono. Sementara Kepala Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Sudarna mengatakan pihaknya masih melakukan peninjauan dan pendataan. Selain di Kecamatan Gunung Jati, pihaknya juga mendapatkan laporan banjir di Kecamatan Tengahtani. Untuk Kecamatan tengahtani, Sudarna menyebutkan ada ratusan rumah yang terendam banjir. “Terdampak ada sekitar 307 rumah di Tengahtani. Ketinggian bervariasi dan banjirnya tidak lama karena hanya lewat,” beber Sudarna. Banjir juga menerjang Desa Tegalgubug Kidul, Kecamatan Arjawinangun. “Hujannya cuma gerimis. Tapi, aliran air sungai meluap ke pemukiman warga dengan ketinggian yang berbeda-beda. Ada yang 20 cm, ada yang 30 cm, hingga 1 meter,” ujar Khadir (38), salah warga Desa Tegalgubug Lor, kemarin. Menurut Khadir, meluapnya sungai Kulon di Tegalgubug Kidul yang merupakan sodetan sungai Ciwaringin itu terjadi pukul 03.00. Pada pukul 08.00 air sudah kembali surut. Meski demikian, kondisi rumah warga dan jalan dipenuhi lumpur. “Yang terendam banjir akibat luapan sungai Kulon itu hanya Tegalgubug Lor dan Kidul. Selebihnya aman. Dari dua desa yang terendam itu, yang paling parah Desa Tegalgubug Lor,” ucapnya. Diperkirakan ada 100 rumah warga yang terendam banjir. Sementara dari Kabupaten Indramayu, akibat meluapnya kali Cimanuk, sedikitnya 50 rumah di Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasmaya, tergenang banjir. Air setinggi lutut orang dewasa masuk ke rumah-rumah warga. Meski demikian, warga tetap memilih bertahan di rumah masing-masing. Kuwu Tulungagung Hj Hartinih mengatakan banjir yang menerjang wilayahnya dikarenakan salah satu klep tanggul kali Cimanuk jebol. Akibatnya air dari luapan kali Cimanuk masuk ke pemukiman warga. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Indramayu dan instansi lainnya untuk mengevakuasi dan membantu warga. Dandim 0616 kabupaten Indramayu Let Kol Arh Benny Febrianto SSos saat memantau lokasi banjir mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Cimanuk-Cisanggarung agar ada perbaikan klep tanggul di Desa Tulungagung. “Kami minta segera diperbaiki. Kami juga siap beri bantuan ke warga dan akan terus memantau perkembangan banjir,” tegas Benny. Sementara itu, pantauan dari banjir Cibingbin, Kuningan, jumlah desa yang terdampak menjadi tujuh desa. Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan menyebutkan ratusan rumah di 7 desa di Kecamatan Cibingin terkena dampaknya. Hal ini meluruskan keterangan awal yang menyebutkan hanya enam desa yang terkena dampak musibah banjir bandang tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin menyebutkan tujuh desa tersebut adalah Desa Citenjo, Sindangjawa, Cipondok, Sukaharja, Cibingbin, Dukuhbadag dan Ciangir. Banjir bandang membuat ratusan rumah warga terendam hingga mencapai kedalaman 2 meter, terutama tiga daerah yang berada di pinggir sungai Cijangkelok yaitu Sukaharja, Citenjo dan Cibingbin. Berdasarkan data BPBD dari hasil laporan petugas di lapangan, kata Agus, banjir bandang menyebabkan 770 rumah terkena banjir, lebih dari 500 hewan ternak hanyut, dan 97 hektare sawah rusak, serta dua sekolah dasar (SD) tergenang. \"Beruntung banjir bandang tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu jam kemudian air mulai surut. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut,” kata Agus. Sementara itu petugas Kecamatan Cibingbin Arif Hidayat yang tinggal di Desa Citenjo mengatakan kejadian banjir bandang juga menghanyutkan sedikitnya 50 ekor kambing dan satu ekor sapi milik warga di Desa Citenjo hilang. Selain itu derasnya luapan air Sungai Cijangkelok menyebabkan tembok garasi milik seorang petugas PPL Pertanian jebol dan menghanyutkan mobil Karimun dan tersangkut di kebun warga yang berjarak sekitar 1 kilometer. (den/sam/oni/fik)

Tags :
Kategori :

Terkait