Ada 3 Penyebab Banjir Bandang di Cibingbin

Rabu 25-01-2017,19:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN-Perwakilan dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Kusno menjelaskan penyebab terjadinya banjir bandang yang menimpa hampir delapan deas di Kecamatan Cibingbin. Menurut Kusno, ada tiga penyebab yang mungkin menjadi faktor terjadinya banjir. Antara lain curah hujan yang tinggi yaitu 155 milimeter perdetik, pendangkalan sungai Cijangkelok dan juga penyempitan badan sungai. “Dari ketiga dugaan itu, kami lebih fokus ke curah hujan yang tinggi dan juga pendangkalan sungai. Untuk penyempitan sungai saya kira tidak masuk criteria. Curah hujannya melebihi batas normal yakni 155 milimeter perdetik, sehingga menimbulkan banjir karena badan sungai tidak mampu menampungnya,” papar Kusno. Sedangkan sehari pasca bencana banjir bandang yang menimpa 7 desa di Kecamatan Cibingbin, Bupati H Acep Purnama SH MH dengan memakai sepatu boot berkeliling ke beberapa lokasi yang mengalami banjir bandang. Acep mendatangi Pasar Cibingbin dan berdialog dengan para pedagangnya. Dia mengecek kondisi pasar, dan juga rumah-rumah warga yang tergenang banjir. Selepas dari pasar, bupati lantas menuju Desa Citenjo yang berjarak sekitar satu kilometeran dari Pasar Cibingbin dengan menumpang motor. Tiba di desa tersebut, bupati yang datang bersama Dandim 0615 Letkol (Inf) Arief Hidayat SIp dan Kapolres Kuningan AKPB M Syahduddi SIK MSi serta kepala SKP terkait, dibuat terkesima melihat genangan lumpur yang cukup tebal di jalan, gang dan rumah-rumah penduduk. Selama berada di pemukiman penduduk, bupati mendapat keluhan dari masyarakatnya terkait kejadian banjir. Mulai dari sarana untuk mengeruk lumpur bekas banjir, karung buat sampah sampai juga ada warga yang mengaku belum menerima bantuan logistik. Bupati kemudian memerintahkan Kabag Umum Setda, Guruh Zulkarnaen untuk memberikan bantuan logistik dan karung. “Pak Kabag, tolong warga yang ini belum menerima bantuan. Coba bagikan bantuan dan karung untuk menampung sampah bekas banjir,” perintah bupati kepada Kabag Umum yang terus mendampinginya. Di beberapa tempat, bupati meminta warga untuk bergotong royong membersihkan lumpur yang berada di pekarangan dan juga di dalam rumah. Hampir selama tiga jam bupati berkeliling ke setiap pemukiman penduduk. Acep mengingatkan warga untuk membersihkan lingkungannya supaya terhindar dari penyakit pasca bencana banjir. “Sampah yang sudah dimasukkan ke dalam karung untuk segera dibawa ke truk Dinas Lingkungan Hidup dan dibuang ke TPSA. Jangan sampai dibiarkan di depan rumah. Harus dibersihkan supaya warga terhindar dari penyakit setelah kejadian banjir,” kata bupati. Kendati sepatu boot yang dikenakannya sudah kotor, dan celana bagian bawahnya juga terciprat kotoran lumpur, tapi tak menyurutkan semangat bupati untuk member semangat bagi warganya yang sedang tertimpa musibah. Dia juga mengecek kesiapan petugas kesehatan yang membuka pengobatan gratis di balai pertemuan warga Citenjo. “RSU KMC juga menerjunkan petugas kesehatan di lokasi bencana. Bahkan sudah mulai dari malam Minggu,” kata Adang Romadona, Kabag Umum RSU KMC Kuningan kepada Radar Kuningan di lokasi bencana yang dikunjungi bupati. Setelah lama berada di Dusun III, bupati kemudian menuju lokasi bencana lainnya di Dusun IV, Desa Citenjo. Sama seperti di Dusun III, bupati juga mengecek satu per satu pemukiman penduduk. Menjelang pukul 13.00 WIB, bupati kembali ke Dusun III. Dia berpapasan dengan sekelompok mahasiswa dari Uniku yang tengah ikut membersihkan lumpur. Bupati meminta kepada para mahasiswa dan ormas serta sukarelawan untuk bahu membahu bersama warga membersihkan bekas banjir. “Kejadian ini musibah yang di luar dugaan. Kejadian ini akibat kondisi cuaca yang ekstrim dimana curah hujannya sangat tinggi,” terang bupati kepada Radar Kuningan, Selasa (23/1). Di depan balai pertemuan warga, Bupati Acep sempat mengambil sekop dan membersihkan lumpur. Kendati hanya sekitar lima menitan namun aksinya itu diikuti warga yang kemudian ikut membersihkan lumpur. Sebuah mobil truk dari Dinas Sosial digunakan untuk mengangkut lumpur dan sampah. Sayangnya, mobil truk berwarna hijau daun tersebut masih manual alias tidak menggunakan system hidrolik untuk bak belakangnya. “Sampah dan lumpur ini harus diangkut secepatnya. Saya pastikan, dalam tiga hari semuanya beres. Untuk itu, semua pihak terkait harus benar-benar bekerja,” ujarnya. Bupati sendiri tadi pagi (kemarin, red) telah berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan umrah. Sebelum berangkat, bupati sudah menugaskan Kepala Dinas Pertamanan, Permukiman dan Pertanahan (DP3) HM Ridwan Setiawan SH MH MSi sebagai ketua tim pengendali bersama Kepala BPBD Agus Mauludin MSi. Tugas Ridwan terbilang berat yakni melakukan koordinasi penanganan para korban, dan juga bantuan untuk warga korban banjir bandang. “Pak Bupati menugaskan saya dan Pak Agus untuk stand by di Cibingbin dan melakukan koordinasi penanganan para korban, dan juga distribusi bantuan. Tugas ini cukup berat, namun saya akan melaksanakannya dengan penuh keseriusan,” tegas Ridwan. (ags)  

Tags :
Kategori :

Terkait