Van Gaal Bosan Jadi Cameo

Kamis 26-01-2017,08:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SEPAK bola Belanda adalah kiblat permainan bola kaki modern. Mahzab totaalvoetbal yang dikenalkan Rinus Michels pada era 1970-an, itu menginspirasi begitu banyak pesepak bola di seluruh dunia. Dari sekian orang yang terinspirasi totaalvoetbal itu, terdapatlah dua orang yang saling berseteru secara sengit. Masing-masing mengklaim sebagai murid Michels dan pewaris sah totaalvoetbal. Dua orang yang dimaksud adalah Johan Cruyff dan Louis van Gaal. Cruyff sampai hari terakhirnya 24 Maret 2016 lalu merasa tak pernah dalam satu frekwensi yang sama dengan Van Gaal soal ilmu sepakbola. Padahal keduanya bersumber dari mata air yang sama. Sebuah \'perguruan\' bernama Ajax Amsterdam. Dalam The Church of Cruyff yang dimuat Bleacher Reports, menuliskan ketidaksukaan satu dengan yang lain lebih sudah terpupuk dalam empat dekade. Masing-masing punya alasan yang kuat untuk saling mengkritik. Totaalvoetbal Michels ini terinpirasi dari kondisi geografis Belanda. Dengan sempitnya permukaan tanah yang ada, orang-orang Belanda dituntut secara kreatif memanfaatkan ruang yang ada. Salah satunya dengan membangun secara bertingkat. Jika diaplikasi dalam sepakbola, totaalvoetbal adalah mengontrol ruang yang tersedia buat menang. Nah, Van Gaal dan Cruyff punya intepretasi masing-masing atas totaalvoetbal tersebut. Masalahnya keduanya sama-sama menghasilkan trofi ketika mengklaim filosofi totaalvoetbal salah satu dari mereka yang asli. Van Gaal menuturkan dirinya adalah pewaris sah Michels. Van Gaal selalu mempercayai 100 persen totaalvoetbal sebagai skema permainan yang utuh. Semua pemain harus patuh kepada skema itu. Pemain harus patuh dan didikte oleh skema sehingga tak satupun diijinkan menonjol secara individu. Sebaliknya, Cruyyf memahami totaalvoetbal lebih dalam bentuk yang cair. Skema permainan bisa saja 4-3-3, 3-4-3, atau bahkan 4-6-0. Justru dalam konsepsi Cruyff yang menjadi faktor terpenting adalah intelegensia para pemain yang menjalankan totaalvoetbal tersebut. Sehingga harus ada seorang pemain yang tampil sebagai dirigen musik indah ala totaalvoetbal itu. “Manchester (United) tidak menjalankan sepak bola yang mendominasi. Dan saya tidak suka melihat Manchester (United) yang sekarang,” kata Cruyff kepada Sky Sports mengomentari United pada musim pertama ditangani Van Gaal. Namun, sebenci-bencinya Van Gaal, ketika Cruyff berpulang tahun lalu, mantan pelatih Ajax, Bayern, dan AZ Alkmaar itu tetap kehilangan. Van Gaal mengirimkan rasa bela sungkawa kepada keluarga Cruyff. “Ini adalah hari yang sangat kelabu buat persepak bolaan dunia. Dunia kehilangan salah satu legenda permainan sejatinya,” komentar Van Gaal seperti diberitakan ESPN. (dra)

Tags :
Kategori :

Terkait