Paceklik, Seniman Pantura Sepi Order

Kamis 26-01-2017,16:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

GANTAR – Nasib para seniman dan pelaku bisnis hiburan pesta hajatan rakyat di Bumi Wiralodra tak berbeda jauh dengan para petani di musim banjir, kembang kempis. Lebih-lebih saat musim paceklik seperti ini. Sepi dari order manggung atau tanggapan, penghasilan mereka kian terpuruk. Agar dapur tetap ngebul, merekapun memilih banting setir melakoni usaha lain. “Sekarang banyak di antara kami yang banting setir, cari usaha lain. Ada yang dagang, sopir, kuli bangunan. Saya sendiri pilih narik ojek, lumayan sing penting dapur ngebul,” ucap Darto, seniman Singa Depok asal Kecamatan Gantar, Kamis (26/1). Sepi order, ungkap dia, mulai terjadi sejak akhir tahun lalu bersamaan dengan intensitas hujan tinggi. Meski pesta hajatan warga tetap ada, namun jarang yang menggelarnya ramai-ramai. Kondisi ini diperkirakan sampai dua tiga bulan ke depan seiring datangnya musim panen. Seniman organ tunggal asal Desa Limpas, Kecamatan Anjatan, Anto membenarkan bisnis hiburan rakyat mengalami krisis pertunjukan. Bukan hanya karena musim paceklik yang mengurungkan niat warga untuk menggelar pesta hajatan. Tapi pula terdorong semakin jenuhnya apresiasi penonton saat sajian hiburan digelar. “Lihat saja kalau ada organ di pesta hajatan. Yang nonton cuma segelintir orang, tuan rumah sama pajengan saja. Fenomena ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir,” tuturnya. Menurut bapak satu anak ini, kondisi itu terjadi lantaran warga sudah mulai berada pada titik jenuh terus menerus disuguhi pentas yang sama. Hal ini menyusul semakin marak dan ketatnya persaingan antar pemilik bisnis pentas hiburan hingga siapapun, sampai warga berpenghasilan rendah sanggup menggunakan jasa mereka dengan harga murah. Berbeda dengan sekitar tahun 80-an ketika pentas hiburan di pesta hajatan masih sangat jarang karena hanya orang-orang kaya saja yang mampu. Di masa keemasan bisnis hiburan rakyat itu, apresiasi orang-orang sangat tinggi, jumlah penonton membeludak. Mereka rela nonton sampai pagi hingga pertunjukkan tuntas. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait