Komunitas My Darling; Punya Barang Bekas, Jangan Buru-buru Dibuang

Kamis 26-01-2017,21:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Persoalan sampah di Kabupaten Cirebon menjadi hal yang menakutkan. Namun, tidak bagi Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling) di Kabupaten Cirebon. Mereka justru memanfaatkan sampah yang terkesan bau dan jorok, disulap menjadi kerajinan bernilai ekonomis. Laporan: SAMSUL HUDA, Gegesik KETUA Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling) Moh Rifa’i mengatakan, dalam menanggulangi sampah di masyarakat, pihaknya telah melakukan berbagai macam kegiatan dengan sistem 3R, terdiri atas reuse, reduce, dan recycle, atau mengurangi sampah, memanfaatkan sampah, dan mendaur ulang sampah. “Masyarakat sadar lingkungan yang bekerja sama dengan bank sampah Gegesik, telah melakukan edukasi pelatihan-pelatihan di setiap desa di Kecamatan Gegesik. Tujuannya, agar masyarakat memiliki kecerdasan bahwa sampah tidak harus dibuang, tetapi memiliki nilai jual ekonomis. Seperti membuat bunga, tempat air mineral, tempat tisu dan masih banyak lagi,” ujar Rifa’i kepada Radar, kemarin (25/1). Menurutnya, sampah yang dikenal bau, kotor, dan tidak berguna, ternyata memiliki daya guna. Sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon mengurangi sampah dengan cara mendaur ulang, terutama limbah-limbah plastik dan botol yang sudah tidak terpakai. “Kalau punya barang bekas di rumah, jangan buru-buru membuangnya. Karena dengan sedikit sentuhan kreativitas, bisa membuat barang-barang bekas tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Bahkan, produk-produk daur ulang bisa menjadi tren bisnis prospektif. Tak hanya menghasilkan rupiah, pelaku usaha di bidang ini memiliki misi menyelamatkan lingkungan,” ucapnya. Dia menjelaskan, mendaur ulang barang bekas menjadi “sesuatu”, penting dewasa ini. Sebab, bumi tempat manusia tinggal ini sudah dipenuhi dengan sampah-sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. “Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa menjaga kondisi lingkungan agar tidak dipenuhi oleh sampah. Artinya, kita tak boleh hanya mengandalkan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah. Sebaliknya, kita bisa melakukan sesuatu dengan sampah yang ada,” terangnya. Dia mengungkapkan, peserta pelatihan mendaur ulang sampah yang dilakukan komunitas My Darling ini, diambil dari tiap desa sebanyak tiga orang. Hal itu dilakukan agar ketika orang yang diberikan pembelajaran dan pelatihan ini bisa menjadi instruktur di desanya. Sehingga bisa digetoktularkan kepada masyarakat sekitar. Keterampilan mengolah sampah Komunitas My Darling pun, mendapat apresiasi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Cirebon, Ny Hj Wahyu Tjiptaningsih SE. Bahkan, istri Bupati Cirebon itu mengunjungi lokasi daur ulang sampah menjadi satu kerajinan yang bernilai ekonomis di Kecamatan Gegesik. “Meski saat ini sampah menjadi permasalahan di Kabupaten Cirebon, tetapi alangkah baiknya masyarakat punya kreativitas untuk mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, hingga mempunyai nilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan Komunitas My Darling ini,” tuturnya. Keterampilan mendaur ulang sampah ini, lanjutnya, akan bisa membantu mengurangi sampah di sekitar lingkungan. Kemudian, dengan adanya kerajinan seperti ini, memberikan manfaat, khususnya bagi para ibu-ibu. Sebab, dengan keterampilan tersebut, bisa membantu penghasilan suami. “Kita harus bisa mendidik anak-anak untuk tidak sembarangan dalam membuang sampah, agar kebersihan lingkungan tetap terjaga. Karena dengan kebersihan ligkungan yang baik, kesehatan kita bisa terjamin pula. Dengan kerajinan daur ulang sampah ini, kita bisa mendidik anak untuk bisa mengenal sampah menjadi satu keterampilan yang bernilai jual,” terangnya. Dia menambahkan, jika melihat dari negara tetangga, yakni Singapura, lingkungannya sangat bersih, tidak ada lagi sampah. Sebab, masyarakat sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya. (*)    

Tags :
Kategori :

Terkait