Lahan Pertanian di Patrol Semakin Menyusut

Jumat 27-01-2017,03:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PATROL – Produk sayuran yang dihasilkan wilayah Kecamatan Patrol dipastikan menurun. Hal ini menyusul semakin berkurangnya lahan pertanian sayuran di sejumlah desa di daerah sentra hortikultura tersebut. Seperti di Desa Patrol Baru misalnya. Dari total 30 hektare luas lahan pertanian sayuran, kini jumlahnya tinggal separuh. Sebab seluas 15 hektare lainnya akan berubah fungsi menjadi kawasan industri. Serupa di Desa Mekarsari. Terimbas rencana pembangunan PLTU II, puluhan hektare lahan pertanian sayuran di kawasan pesisir pantai utara itu bakalan lenyap berganti daratan beton. Tokoh petani Kecamatan Patrol, Yani menyebutkan, untuk luas areal tanaman bawang merah di dua desa itu mencapai 75 hektare. Tak heran, selama ini di dua bertetangga itu dikenal sebagai daerah pemasok bawang merah diwilayah pantura Jawa Barat. Selain bawang merah, Desa Patrol Baru dan Desa Mekarsari di tambah Desa Patrol Lor juga menjadi sentra pertanian berbagai jenis tanaman palawija lainnya seperti tomat, kacang panjang, pare, terong, bonteng, kol, sawi dan aneka jenis sayuran lainnya. “Kalau proses pembangunan PLTU II ini nantinya dimulai. Ya sudah, produksi sayuran di Kecamatan Patrol turun,” kata dia kepada Radar, Kamis  (26/1). Sejatinya, ungkap Yani, turunnya produksi dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya faktor cuaca. Dis aat musim hujan, petani sayuran mengembalikan fungsi utama lahan dengan berkonsentrasi menanam padi. Sebab jika lahannya tetap ditanami sayuran akan membusuk karena saat curah hujan tinggi akibat tergenang air. Heri petani lainnya menambahkan, di musim kemarau pun produksi sayuran belum tentu optimal. Gara-garanya, tanaman sayuran terancam gagal panen akibat tidak mendapatkan pasokan air. Parahnya, kondisi ini luput dari perhatian pemerintah. Seperti yang terjadi dua tahun sebelumnya. Petani bawang merah di wilayah pesisir pantura Kecamatan Patrol meradang lantaran tidak mendapat jatah gilir air yang waktu itu hanya diprioritaskan untuk penyelematan tanaman padi. “Soal jatah gilir air ini, terus terang petani sayuran merasa dianak tirikan.  Sehingga tidak mengherankan, produksi sayuran akan terus mengalami penurunan disampingi akibat berkurangnya lahan,” tandas dia. (kho)        

Tags :
Kategori :

Terkait