Turki Pulangkan 55 WNI, Kemensos Sediakan Rumah Rehabilitasi

Senin 30-01-2017,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Kementerian Sosial akan berkoordinasi dengan kepala daerah untuk memulangkan orang-orang WNI yang dideportasi dari Turki. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri peringatan Maulid Nabi di Yayasan Al Ma’ruf di Jakarta, Minggu (29/1). Namun, dikatakan Khofifah mereka (orang-orang yang dideportasi dari Turki, red) harus mendapatkan pendampingan di shelter rumah perlindungan di Kementerian Sosial. Mereka mendapatkan terapi sosial seperti psikososial terapi, trauma healing dan trauma konseling. “Untuk anak-anak kami pastikan mendapatkan tumbuh kembang yang baik,” ujarnya. Lebih jauh Khofifah menyebutkan, hari ini (kemarin, red) mendapatkan kembali pengiriman orang yang dideportasi dari Turki yang merupakan gelombang ketiga. Dari 55 orang, anak-anak sebanyak 27 orang dan 25 orang dewasa. “Mereka diturunkan di Bali. Kami selalu siap mendapat delivery tugas dari Polri, karena shelter kami memadai,” jelasnya. Khofifah menjelaskan, secara akademis orang-orang yang dideportasi ini merupakan orang-orang terdidik. Dari riwayat pendidikan mereka berasal dari lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Makassar, Universitas Brawijaya bahkan ada master dari Australia. “Dari shelter Kemensos disebutkan, rumah Pak Triyono yang di Yogya sudah dijual. Jadi, kalau pulang kemungkinan ke rumah istrinya di Sukabumi,” katanya. Khofifah mengatakan, kerja sama Kementerian Sosial dengan jajaran Polri sudah terjalin cukup lama. Salah satunya, dalam penanganan orang-orang yang dideportasi dari Turki. “Tak hanya tahun ini tapi sejak 2015, misalnya dalam penanganan orang-orang yang dideportasi dari Turki setelah di BAP oleh polisi lalu dibawa ke rumah perlindungan untuk menjalani rehabilitasi sosial, ” ucapnya. Dikatakan Khofifah, rumah perlindungan sosial di Bambu Apus, Jakarta Timur merupakan tempat untuk layanan rehabilitasi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, tenaga ahli, program rehabilitasi bagi anak, perempuan, serta bisa untuk suami. ”Kami pastikan mereka bisa bersosialisasi di rumah perlindungan,” tegasnya. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait