Ada “Pabrik” HP di Arjawinangun; Produk Komplit Cuma Rp100 Ribu

Rabu 01-02-2017,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Bagi Anda yang lahir tahun 90-an ke bawah, mungkin pernah kangen dengan nada dering handphone (HP)  monophonic khas Nokia 2310. Kini ada jawabannya. Meski HP tersebut sudah tidak lagi diproduksi, namun pangsa pasarnya masih tetap ada. Bahkan “pabriknya” ada di Cirebon. Laporan: JAMAL SUTEJA, Cirebon PEMILIK pabriknya adalah Yahya. Dia menjadi pelaku usaha “kanibal” handphone. Tenang saja, kanibal ini bukan istilah tindak kriminal. Akan tetapi ini usaha merekondisi handphone zaman dulu (jadul) dengan cara menukar spare part yang rusak menjadi bisa layak dipakai kembali. Usaha ini dilakoni Yahya setahun silam. Ratusan handphone jadul itu dapatkan dari pengepul handphone bekas di Panguragan. Ada jenis handphone, bermacam-macam. Tapi yang masih laku dan bernilai ekonomi hanya tertentu. Seperti Nokia 2310, Nokie 3315, Nokia 1200, Nokia 5110 buatan tahun 2000-an. \"Paling banyak nokia, hampir 95 persen. Tapi ada juga Sony Ericson yang keluaran tahun 2000-an,\" ucap Yahya saat dijumpai Radar di tempat usahanya di Jalan Teuku Umar, Desa Jungjang, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, kemarin. Yahya mengatakan meski handphone android menjamur, namun bukan berarti nasib pasar handphone jadul sudah mati. Buktinya setiap hari dia melayani banyak konsumen dari kalangan muda dan tua. Ternyata ada alasan tersendiri bagi para konsumen masih tetap memilih handphone jadul. Pertama karena memang lebih praktis digunakan, terutama para motoris (pemotor). Kedua, ada juga yang hobi koleksi handphone jadul. Dan yang ketiga, harganya masih sangat murah. Harga handphone \'kanibal\' dipatok mulai dari Rp10 ribu hingga Rp 15 ribu per batang. Bila warga ingin yang sudah siap pakai, Yahya menyiapkannya dengan harga Rp50 ribu hingga Rp60 ribu. Tapi itu belum termasuk charger dan baterai. \"Kalau mau komplit paling harganya Rp80 ribu sampai Rp100 ribu, bergantung jenis handphonenya,\" ucapnya. Peminat handphone jadul ini ternyata cukup tinggi. Terbukti, saat setahun yang lalu, Yahya membuka usaha. Awalnya hanya lima unit handphoe jadul. Di hari awal buka usaha itu, setiap hari minimal ada 10 sampai 20 orang mampir ke konternya, untuk sekadar bertanya. \"Dari 20 orang itu, kadang ada 2-4 orang yang beli,\" tambahnya lagi. Pria yang dulunya berjualan casing handphone itu kini lebih menekuni usaha \"kanibal\" handphone karena bisa lebih menjanjikan. Meskipun usaha itu tidak seperti jualan gorengan yang selalu laku terjual setiap hari. \"Ya kadang sepi, tapi kalau lagi ramai-ramai, tapi ada saja yang beli,\" ujarnya. Alur bisnis handphone jadul “kanibal” bisa dibilang dimulai dari Panguragan. Selama ini Yahya membeli barang ke sana dengan jumlah yang besar. Dari sana, barang disortir mana yang rusak sedang, parah, hingga yang masih kondisi bagus. \"Kadang untung-untungan ada kondisi yang mulus,\" ucapnya. Setelah diperiksa, jika ada kerusakan, kemudian spare part yang rusak dioplos atau ditukar dengan spare part handphone lain yang kondisinya bagus. Itulah cara mendapatkan handphone dengan kualitas spare part orisinal tapi dengan harga kw. \"Sekarang rata-rata hampir 10 handphone yang terjual. Tapi kalau untuk dijual, handphone kanibal ini banyak yang nanyain,\" ucap Yahya. Sementara bagi handphone yang sudah mati total atau matot, dia biasanya menjualnya ke tukang servis dengan harga Rp10 ribu per batang. Atau dia menjualnya ke pengepul lagi dengan harga yang lebih murah, sebesar Rp6.500/batang. “Ya kalau saya lihat pangsa pasarnya masih banyak yang nyari. Kalau di Facebook juga lihat banyak grup handphone jadul. Karena semakin jadul ya semakin banyak dicari orang,\' ujarnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait