CIREBON – Keberadaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon), masih sulit ditemui, kemarin (24/3). Jika pun ada, dalam sekejap saja, pasti ludes. Kondisi tersebut membuat situasi tidak kondusif. Masyarakat pun rawan gesekan akibat kelangkaan tersebut. Pemandangan antrean ibu-ibu rumah tangga di sejumlah pangkalan gas saat ini sudah tidak aneh. Di beberapa tempat yang masih menjual gas, jadi tempat tongkrongan baru. Cuaca terik ataupun hujan tidak jadi halangan. Misinya cuma satu, bisa dapat gas. Seperti kisah yang dialami Supriyatin (45), warga Kudukeras Kecamatan Babakan. Dia mengantre di SPBU 3445153 Babakan dan sudah beberapa kali keliling mencari gas, tapi tidak ditemukan. “Antre di sini sudah satu jam. Takut juga kalau tidak kebagian,”ujarnya. Dia lebih memilih membeli di pangkalan langsung daripada ke warung pengecer. Sebab, harga di tingkat pengecer sudah kelewat mahal. “Kalau beli di warung bisa sampai Rp20 ribu per tabung. Bahkan ada yang lebih tinggi harganya. Kalau di pangkalan cuma Rp15 ribu. Lumayan selisihnya, nggak masalah antre juga,” imbuhnya. Pengawas SPBU 3445153 Babakan, Ono Hartono mengatakan, pangkalan tempat dirinya bekerja setiap minggu dikirim dua kali, Selasa dan Jumat. Diakuinya, sejak beberapa pekan terakhir, terjadi peningkatan penggunaan gas. Meskipun pasokan gas 3 kilogram normal, tapi langsung ludes. “Padahal saya dikirim rata-rata sekitar 150 tabung dua kali dalam seminggu. Baru buka saja antrean sudah panjang,” ujarnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak pengelola SPBU pun melakukan pembatasan dan memberi syarat kepada para pembeli. Yakni membawa KTP setiap melakukan pembelian. (dri)
Gas Melon Langka, Warga Antre di Pangkalan sambil Bawa KTP
Sabtu 25-03-2017,22:10 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :