Manager Meeting Liga-2 tanpa Ruang Aspirasi

Jumat 31-03-2017,20:08 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Hasil manager meeting Liga-2 yang berlangsung di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad), sore kemarin (30/3), sesuai dengan perkiraan. Ya, tidak banyak keputusan mengejutkan yang lahir dari pertemuan dengan para peserta kompetisi kasta kedua yang berlangsung selama lebih dari tiga jam itu. Memang, pertemuan yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi itu tidak lebih dari mimbar persetujuan semua draf regulasi yang sudah disusun oleh PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) yang menjadi operator kompetisi. Pasalnya, untuk menghindari adanya debat kusir, Edy sengaja memberikan banyak kesempatan kepada para peserta untuk memberikan aspirasi. \"Keputusan sudah diambil dan sudah disepakati oleh seluruh peserta. Jadi, mulai saat ini, kami akan fokus untuk persiapan kick-off yang akan berlangsung pada 19 April mendatang,\" kata Edy setelah melakukan pertemuan dengan para klub. \"Laga pertama akan berlangsung di Sleman dengan mempertemukan PSS Sleman dan PSCS Cilacap,\" tegasnya. Pria yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menambahkan, sejatinya total 61 peserta yang harus mengambil bagian dalam kompetisi tersebut. Hanya saja, dalam detik-detik terakhir, Persiwa Wamena memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam kompetisi musim ini dengan alasan tidak memiliki pemain. Dengan begitu, lanjut Edy, tim yang bermarkas di Wamena, Papua itu, dengan terpaksa harus terdegradasikan ke Liga Nusantara sebelum berkompetisi. \"Kami sudah mengambil keputusan dan mereka (Persiwa, red) harus menerima konsekuensi itu,\" lanjut pria yang pernah menjadi ketua umum PSMS Medan itu. Edy menjelaskan, kompetisi musim baru nanti terbagi dalam delapan grup besar secara nasional dengan menggunakan format pertandingan home and away. Namun, khusus bagi Grup 8 yang terdiri dari klub yang ber-home base di wilayah timur Indonesia, diterapkan konsep home turnamen yang akan berlangsung di Stadion Mandala, Jayapura. Secara umum, setiap peserta manager meeting tidak keberatan dengan sejumlah regulasi yang diberikan oleh federasi dan operator tersebut. Tapi, ada beberapa syarat lain dari pihak PSSI yang masih memberatkan para klub. Salah satunya adalah pembatasan usia pemain dengan maksimal berusia 35 tahun. Memang, regulasi di kompetisi kasta kedua itu, maksimal pemain berusia 25 tahun dengan tahun kelahiran 1 Januari 1992. Setiap klub bisa menggunakan lima pemain di atas usia tersebut, namun maksimal berusia 35 tahun. \"Kami sepakat dengan regulasi ini. Tapi, khusus untuk pembatasan usia, sedikit merugikan kami,\" kata Direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi. Candra beralasan, karena ada satu pemain senior mereka yang harus terganjal regulasi tersebut, yaitu Mat Halil. Saat ini, Halil diketahui sudah berusia 36 tahun. \"Jadi, mau tidak mau, Halil harus off. Karena ada beberapa klausul kontrak sudah mengatur tentang itu,\" ujar pria asal Bojonegoro, Jawa Timur. Belum cukup sampai di situ, Candra juga berharap para awak media dan tim peserta Liga-2 juga harus kritis dalam mengawal jadwal kompetisi. Sebab, dalam manager meeting itu, beluma ada kejelasan jadwal kompetisi. Menurut beberap informasi, PSSI baru merilis jadwal resmi pada 9 April atau kurang dari dua pekan sebelum kick-off. Tapi, Edy Rahmayadi menegaskan bahwa federasi berkomitmen merilis jadwal kompetisi Liga-2 tersebut dalam waktu dekat. \"Kalau tidak malam ini (tadi malam, red) atau besok, semua jadwal sudah akan kami finalisasikan. Jadi, klub-klub peserta tidak perlu khawatir tentang itu,\" ucap Edy. Manajemen Persiraja Banda Aceh juga mengaku kurang sepakat dengan sejumlah kesepakatan yang diambil dalam manager meeting itu. Terutama tentang subsidi yang harus diterima oleh para klub peserta. Ketua Umum Persiraja, Zaini Yusuf menyebutkan, mendapat subsidisi sebesar Rp500 juta di babak penyisihan grup adalah nominal yang sangat sedikit. \"Kompetisi yang kami jalani juga panjang dan lama seperti di Liga -1. Seharusnya, subsidi yang diberikan kepada para klub peserta Liga-2 harus jauh lebih banyak,\" ujar Zaini. Menurut adik dari mantan gubernur Aceh, Irwandi Yusuf itu, minimal setiap klub harus mendapat dana subsidi sebesar Rp1 miliar. \"Kami sudah berusaha menyampaikan aspirasi ini dalam forum pertemuan. Tapi, tidak sedikitpun diberikan kesempatan untuk berbicara,\" keluh Zaini. \"Padahal, kami yang berada di Liga-2 ini juga klub yang menhimpun banyak pemain-pemain muda tanah air. Tapi, mengapa kami tidak diperlakukan seperti Liga-1,\" timpalnya. (ben)

Tags :
Kategori :

Terkait