SEKRETARIS Badan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah (Bapelitbang) Kabupaten Cirebon, Suratmo mengatakan, wilayah timur Cirebon (WTC) berkembang menjadi sentra industri. Tapi, dalam pengembangan masih menunggu revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang tengah dibahas DPRD Kabupaten Cirebon. Berdasarkan Perda RTRW Nomor 17/2011, pusat kegiatan lokal (PKL) Kecamatan Lemahabang dan Kecamatan Astanajapura memiliki fungsi utama sebagai industri manufaktur. Fungsinya sebagai penunjang kawasan industri, pertanian, perikanan laut, perumahan, pelayanan sosial, pariwisata, pertambangan, perdagangan hasil pertambangan, pendidikan kejuruan, industri hasil hutan dan pusat kegiatan nasional (PKN). Pesatnya industri yang tumbuh di wilayah timur Cirebon tak lepas dari dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit I. PLTU Cirebon ini memiliki kapasitas 660 Mega Watt yang berlokasi di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura. Menurut Suratmo, ketersediaan listrik menjadi kunci pendukung industri di wilayah timur yang terus berkembang. \"Ya jelas karena pasokan listrik ini sangat penting bagi pertumbuhan industri,\" sebutnya. Dia menyebutkan, dalam Perda RTRW Nomor 17/2011, untuk industri besar, pemerintah menyediakan lahan seluas kurang lebih dua ribu haktare di Kecamatan Mundu berupa industri manufaktur. Untuk Kecamatan Astanajapura berupa industri manufaktur dan hasil tambang. Untuk mendukung industri manufaktur dan hasil tambang, dibangun PLTU. Tak bisa dipungkiri, kawasan WTC, khususnya tiga kecamatan yakni Astanajapura, Pangenan dan Mundu mulai menggeliat sejak PLTU I Cirebon dibangun. Pembangunan pertama dimulai pada tahun 2008 dan telah beroperasi pada Oktober 2012. Di lain sisi, PLTU Cirebon menjadi salah satu penyokong utama pasokan listrik PLN untuk distribusi Jawa-Madura-Bali. Selain itu, PLTU juga dikembangkan untuk meningkatkan pasokan listrik jalur transmisi Sumatera-Jawa-Bali. Cirebon Power sebagai pengelola PLTU, merupakan salah satu dari beberapa produsen listrik independen (IPP) di Indonesia. Konsorsium itu terdiri dari satu perusahaan nasional yakni PT Indika Energi dan tiga perusahaan multinasional. Tiga perusahaan multinasional itu terdiri dari Marubeni Corporation Jepang yang memiliki saham terbesar 32,5 persen. Kemudian Korea Midland Power Co 27,5 persen dan Korea Samtan Co Ltd 20 persen. (jamal suteja)
Ketersediaan Listrik Kunci Pendukung Industri di Kawasan Cirebon Timur
Rabu 05-04-2017,10:15 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :