JAKARTA - Kondisi trasportasi darat antarkota jamaah haji di Arab Saudi benar-benar memprihatinkan. Senin sore waktu Arab Saudi (8/10), sebuah armada bus yang dipenuhi jamaah haji tiba-tiba terbakar. Untungnya tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam insiden memalukan ini.
Sebelum terbakar, armada bus yang ditumpangi 47 jamaah kloter 13 embarkasi Ujung Pandang ini melaju normal. Misibus ini adalah mengantarkan para jamaah tadi dari Madinah menuju Makkah.
Tetapi nahasnya ketika sampai di kawasan Jumum, sekitar 45 km sebelum masuk kota Makkah, bus milik perusahaan Ummul Quro tersebut terbakar. Tak pelak seluruh penumpang langsung berhamburan keluar. Sayangnya seluruh barang bawaan jamaah haji yang disimpan di bagian atas bus, gosong karena tidak sempat diselematkan.
\"Tas, koper, dan barang jinjingan yang dibawa jamaah haji ludes terbakar semuanya,\" kata Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat kepada tim Media Center Haji (MCH). Atas kejadian ini, pemerintah Indonesia meminta ganti rugi kepada naqobah (sejenis organda) di Arab Saudi.
Kabar terjadinya insiden terbakarnya bus yang mengangkut jamaah haji Indonesia ini langsung menyentak Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Anggito Abimanyu, kemarin (9/10). Dia menuturkan, kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi karena membahayakan jamaah haji. \"Untungnya dalam insiden ini tidak ada korban jiwa maupun korban luka. Semua jamaah haji dalam kondisi baik-baik saja,\" kata Anggito.
Anggito lantas menuturkan, pihaknya sangat prihatin dengan kejadian ini. Dia sudah meminta petugas daker dan muasasah untuk mengevaluasi ulang kondisi seluruh armada naqobah. Sebab muncul dugaan jika banyak armada bus yang dalam kondisi tidak layak jalan. Diantaranya karena usianya sudah tua.
Sambil menunggu perkembangan evaluasi ulang tadi, Anggito bersyukur karena perusahaan bus Ummul Qura memberikan santunan kepada seluruh jamaah yang menjadi korban kebakaran tadi. Kepada 47 jamaah haji itu, perusahaan bus memberikan santunan masing-masing 1.000 riyal (Rp2,5 juta).
Pemerintah sendiri masih menuntut kompensasi tambahan terhadap pengelola bus tadi. Menurut perhitungan pemerintah, pemberian uang tadi masih sebatas \"uang kaget\" saja. Karena barang-barang jamaah haji yang terbakar nilainya jauh lebih tinggi dari nilai kompensasi itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Bahrul Hayat mengatakan, santunan ini masih sebatas untuk pembelian pakaian untuk kebutuhan darurat jamaah haji. Belum termasuk kehilangan barang-barang berharga, jika ada.
Dia mengatakan jika Kemenag sudah melayangkan surat protes kepada pemerintah Arab Saudi. “Surat ini berisi agar kualitas bus yang digunakan harus sesuai dengan standar kelayakan,\" kata dia. Standar kelayakan ini meliputi seluruh standar keamanan jamaah selama dalam perjalanan. (wan)