10 Ribu Nelayan Gunakan Sero, Sehari Raup Rp400 Ribu

Rabu 19-04-2017,16:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Nelayan di Pesisir Desa Ambulu kini sedang menggalakkan cara ramah lingkungan menangkap ikan. Sejumlah alat tangkap ikan yang dilarang melalui Permen KP Nomor 2 Tahun 2015 tidak lagi digunakan. Selain menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sesuai dengan anjuran Kementerian Kelautan, para nelayan Desa Ambulu kini tengah mengembangkan sistem tangkap ikan menggunakan media Sero. “Ini sudah beberapa bulan kita galakan, untuk nelayan kita sudah ada sekitar 10 nelayan yang pakai,” ujar ketua nelayan Desa Ambulu, Samsurudin. Dikatakan Samsurudin, sero adalah susunan perangkap ikan yang terbuat dari bambu yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan-ikan menuju perangkap. Untuk membuat satu sero dibutuhkan biaya sekitar 20 juta, namun hasil yang didapat juga tidak kecil. Untuk satu hari pemilik sero paling tidak bisa mengantongi sekitar Rp400 ribu. “Untungnya, ini dipanen setiap hari, sepanjang tahun. Setelah air surut, nelayan tidak usah jauh-jauh, cukup di perairan dangkal saja sudah cukup, hasilnya memuaskan,” imbuh Samsurudin. Sistem kerjanya, sero ini memiliki bagian depan terbuka sebagai tempat ikan masuk, biasanya disusun menghadap laut. Setelah melewati bagian depan, ikan selanjutnya akan diarahkan ke kamar–kamar di bagian selanjutnya. Saat ikan sudah masuk, ketika air surut maka ikan akan terperangkap dan saat itulah nelayan bisa mengambil ikan. ”Sayangnya kita terkendala modal, banyak nelayan yang mau ikut sistem ini, tapi ya modalnya tidak sedikit. Syukur-syukur ada program dari pemerintah, ini juga kan sekaligus untuk menekan jumlah nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan,” ungkapnya. (dri)  

Tags :
Kategori :

Terkait