Pedati Pustaka Bayalangu Gegesik Diundang ke Istana Presiden, Ini Harapannya

Minggu 07-05-2017,17:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Pedati Pustaka Bayalangu, yang biasanya berkeliling setiap siang dan sore hari di Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon mendapat undangan istimewa dari Presiden RI Joko Widodo ke Istana Negara. Undangan itu bertepatan dengan acara Pesta Pendidikan di Taman Kalijodo dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei lalu. Bagaimana bisa? JAMAL SUTEJA, CIREBON SEBANYAK 38 aktivis literasi yang bergerak dalam Komunitas Pustaka Bergerak Indonesia diundang Jokowi ke Istana Negara. Salah satunya adalah Robianto, pria asal Bayalangu, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. \"Awalnya kami menerima undangan untuk mengikuti pesta pendidikan di Taman Kalijodo dari Pustaka Bergerak Indonesia. Acara itu dimotori Mbak Najwa Shihab. Kemudian sebelum menghadiri acara itu, kami diundang ke Istana makan bersama Presiden Jokowi,\" ucap Penggagas Pedati Pustaka Bayalangu, Robianto kepada Radar Cirebon, Jumat (5/5). Dia menjadi satu dari 38 orang aktivis literasi yang bergerak dalam Pustaka Berjalan Indonesia dari mulai Papua, Jogja, Bandung, Salatiga, Lampung dan wilayah lainnya. Saat itu, Presiden Jokowi sempat melihat langsung Pedati Pustaka Bayalangu. \"Di sana kita ngobrol, sambil bertanya satu-satu. Dia sempat bertanya, sejak kapan mulai berkeliling untuk mengajak masyarakat membaca buku?\" ujar Robi menirukan pertanyaan presiden kala itu. Tentu saja, hal ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus menularkan semangat membaca kepada masyarakat. Di lain sisi, untuk mengangkut Pedati Pustaka Bayalangu itu ke Istana Presiden, dirinya menggunakan mobil yang diberi pinjaman Bappeda Kabupaten Cirebon. \"Saya berangkat dari Cirebon berempat, biaya keberangkatan itu didanai dari Bappeda, Camat dan aparat Desa Bayalangu,\" ungkapnya. Di hadapan presiden, meski tidak lama, Robi menyampaikan harapan agar Kabupaten Cirebon bisa lebih banyak diperhatikan. Terutama masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan. \"Kita ingin pemerintah pusat peduli dengan gerakan literasi kita di Cirebon dan sekitarnya,\" ucapnya. Pergerakan Robianto sendiri dengan Pedati Pustaka Bayalangu itu kurang lebih sudah berjalan satu tahun lebih. Dia berkeliling dari rumah ke rumah. Tujuannya, agar anak-anak putus sekolah bisa mendapatkan pengetahuan dengan membaca buku yang ada. \"Ini kan suatu anugerah bahagia bisa diundang ketemu Pak Jokowi. Semoga harapannya bisa banyak lagi pemuda desa di wilayah Cirebon yang tersentuh, dan bergerak untuk mengurangi kebodohan dan hal-hal negatif menjadi hal yang positif,\" ujarnya. Pergerakan Robianto, dalam bidang literasi, melalui Pedati Pustaka Bayalangu, rupanya juga menginspirasi anak-anak muda dari desa lain. Hingga kini, sudah ada sekitar delapan desa yang sudah memiliki pustaka masing-masing. Salah satunya Teja (18) dan Wihanda (21). Pemuda asal Desa Bunder, Kecamatan Susukan itu, sudah dua bulan ini membuka Pustaka Buder Pintar. Sejauh ini, kata mereka berdua, respons masyarakat sangat positif dengan adanya Pustaka Bunder Pinter yang memakai tempat di salah satu rumah warga itu. \"Banyak yang sudah mulai memberi modal buku dan semangat, ada yang memberi makanan juga. Ya kita berharap ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,\" kata Teja dan Wihanda. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait