Cegah Napi Kabur, Lapas Kuningan Hadirkan 10 Ustad Setiap Hari

Selasa 16-05-2017,18:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Insiden kaburnya ratusan narapida dari Lapas Sialang Bungkuk, Pekanbaru, menjadi pelajaran berharga bagi Lapas lain untuk tidak mengalami kejadian serupa, salah satunya Lapas Kelas IIA Kuningan. Berbagai upaya dilakukan petugas Lapas Kuningan untuk mencegah kaburnya para tahanan, salah satunya melalui pendekatan sosial dan keagamaan menghadirkan 10 ustad yang mengajarkan ngaji setiap hari. Kepala Lapas Kuningan Gumelar mengatakan, pihaknya telah menggandeng MUI Kabupaten Kuningan untuk menyukseskan program Pesantren Lapas yang diluncurkan pada tahun 2016 lalu. Melalui program ini, kata Gumelar, bertujuan untuk mempertebal keimanan dan kesadaran para tahanan untuk kembali ke jalan yang lurus. \"Kami punya 20 ustad yang dijadwal setiap hari ada 10 ustadz di antaranya bergantian mengajarkan ngaji kepada para narapidana. Melalui cara ini dinilai ampuh untuk meredam emosi dan menyadarkan para napi untuk bertaubat sehingga tidak ada upaya mereka untuk kabur dan berbuat macam-macam,\" kata Gumelar kepada Radar Kuningan saat ditemui usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Kuningan, Senin (15/5). Selain itu, kata dia, pihaknya kerap mengadakan kegiatan olahraga yang melibatkan seluruh penghuni Lapas tanpa membeda-bedakan golongan, suku maupun asal blok mereka. Dengan cara ini, lanjut Gumelar, para napi bisa saling mengenal dengan seluruh penghuni Lapas tanpa melihat asal-usul dan latar belakang maupun kelompok mereka. \"Kami juga tidak mempersulit bagi keluarga yang ingin besuk, selama semua prosedur ditempuh. Hanya hari Minggu kami tidak membolehkan ada kunjungan keluarga, karena hari libur. Selain itu selama semua persyaratan dan tamu dinyatakan aman, silakan saja,\" kata Gumelar. Jika dilihat dari jumlah personel, Gumelar mengaku hampir sama dengan permasalahan yang dihadapi Lapas Pekanbaru dan lainnya. Di Lapas Kelas IIA Kuningan pun, kata dia, hanya memiliki enam orang petugas sipir yang berjaga mengawasi para napi terutama saat malam hari. \"Jika dihitung dengan para staf mungkin jumlahnya banyak. Namun saat sore hari, ketika para staf sudah pulang maka hanya enam orang ini saja yang berjaga mengawasi para napi. Begitu juga dengan kondisi penghuni yang mencapai 400 orang atau melebihi kapasitas yang seharusnya hanya dihuni sekitar 250 tahanan saja,\" kata Gumelar. Namun demikian, lanjut Gumelar, pihaknya berusaha memperlakukan para napi layaknya saudara yang membutuhkan bimbingan sehingga mereka menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatan tersebut saat bebas nanti. Dengan perlakuan seperti itu, diharapkan para napi pun akan bersikap sama dan tidak merasa terkekang sehingga tidak melakukan upaya perlawanan dan rela menjalani masa tahanan sesuai yang dikenakan. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait