CIREBON - Warga Desa Kanci mengeluhkan keberadaan sebuah tempat penggilingan batu atau pengolahan batu yang ada di desa tersebut, karena dinilai tidak berizin. Terlebih, keberadaan tempat penggilingan batu tersebut membuat warga sekitar resah akibat dampak negatif yang dihasilkan. “Suaranya berisik, debunya apalagi. Kadang sampai malam juga masih tetap beraktivitas, kita otomatis terganggu,” ujar salah satu tokoh pemuda Kanci, Rizki saat ditemui Radar, Kamis (18/5). Menurut Rizki, pihaknya mempertanyakan pihak kecamatan ataupun desa yang tidak segera menutup tempat tersebut. Padahal pihaknya sudah mengecek langsung ke kecamatan jika tempat usaha tersebut tidak memiliki izin. “Warga sekitar banyak yang ngeluh, dulu janjinya hanya sampai bulan Maret saja produksinya. Setelah itu mau tutup, tapi sampai bulan lima masih tetap produksi. Saya kok heran, kenapa tidak segera ditutup sama pihak kecamatan atau pihak desa,” imbuhnya. Menurut Rizki, yang paling bikin tidak nyaman, ternyata usaha tersebut dijalankan hampir setiap hari, tidak mengenal libur, bahkan untuk setiap hari bisa 10 sampai 12 truk pembawa batu yang hilir mudik di lingkungan tersebut. “Kalau malam bongkar batu, apa tidak berisik? Padahal tidak jauh dari lokasi ada tempat ziarah. Jelas aktivitas penggilingan batu tersebut meresahkan,” paparnya. Sementara itu, Kuwu Desa Kanci, Lilis Sulistiani saat ditemui Radar mengatakan, pihaknya saat ini akan menerima informasi dan keluhan dari warganya tersebut. Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk langkah-langkah selanjutnya. “Nanti ditindaklanjuti, kita koordinasi lagi dengan kecamatan,” ungkapnya. (dri)
Warga Protes Pabrik Penggilingan Batu
Jumat 19-05-2017,16:05 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :