Essien-Cole Butuh Dukungan

Rabu 24-05-2017,08:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BANDUNG - Ruang ganti Persib Bandung tidak kondusif usai bermain imbang 2-2 di Liga-1 Indonesia 2017 melawan Borneo FC. Kondisi itu tercium saat diketahui adanya ketidaksepahaman baik antara manajemen, pelatih dan pemain. Mulai dari kegagalan eksekusi penalti Michael Essien, hingga kemarahan manajer di bus kendaraan tim saat pulang dari stadion. Hal tersebut dinilai pentolan Viking Persib, Agus Rahmat, tidak diumbar kepada publik. “Semua boleh kecewa dengan hasil imbang. Tapi sebaiknya, pengurus Persib tidak membawa dan membuka kondisi tersebut keluar tim,” ungkap Agus, Selasa (23/5). Dia harap seluruh elemen dalam klub saling suport untuk kemajuan. Tidak kondusifnya dalam internal tim harus segera diselesaikan, mengingat Persib saat ini masih berada di papan atas. Agus khawatir, jika kondisi ini terus berlanjut, Maung Bandung terpeleset di daftar klasemen. “Pelatih, pengurus dan manajemen alangkah bagusnya tidak sampai menjatuhkan mental pemain. Ketika ada yang bermain jelek, harusnya dimotivasi dan dikasih suport biar makin bagus. Bukan malah dijatuhkan,” ujarnya. Pria yang karib disapa Gusdul ini juga berpendapat, Persib tak boleh antipati terhadap kritikan Bobotoh. Bagaimanapun, fans Persib itu sudah menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan. Sementara itu, pelatih fisik Persib, Yaya Sunarya menjelaskan bahwa peningkatan fisik Essien dan Carlton Cole tidak bisa dilakukan instan. Ada beberapa fase untuk mendapat peak performance fisik yang prima. Apalagi, kedua pemain tersebut tak mengikuti persiapan Persib di pra musim. Ditambah, sebelum bergabung, mereka berdua tak seaktif pemain lain, misalnya Raphael Maitimo. “Harus ada proses untuk membentuk fisik yang prima. Tapi kan harus step by step. Kecuali kalau dia baru main dan pindah ke klub ini,” ujar Yaya. Adapun beberapa faktor yang membuat fisik kedua pemain itu terhambat, Yaya membeberkan faktor usia, intensitas bermain sebelumnya, dan riwayat cedera. Tim pelatih tak bisa memaksakan menggenjot fisik pemainnya secara penuh. Jika dilakukan terus menerus, pemain bersangkutan akan merasa tak nyaman, bahkan rawan cedera. Makanya, kata dia, maintenance latihan fisik diperlukan dan tak semudah yang dibicarakan. “Bisa dilihat kan bagaimana progresnya. Itu hubungannya dengan kondisifikal ketika saya bikin menu tambahan, ketika dia kecapean, besoknya dia berat untuk latihan lagi,” paparnya. Ditanyai tentang kemampuan Cole bermain setengah babak, dia merasa, striker asal Inggris itu bisa melakukannya. Namun, secara garis besar Cole butuh dukungan dan kepercayaan dari rekan-rekannya di tim. “Bisa (main 45 menit). Lawan Bali bisa Insya Allah. Tapi saya pikir tergantung bagaimana kita memberikan kepercayaan kepada mereka dan dapat suport dari semua pemain. Saya pikir semua pemain termotivasi,” ujarnya. (net/mid)

Tags :
Kategori :

Terkait