Kembali ke Kiai, Jangan Ngaji di Internet

Kamis 22-06-2017,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON - Kemajuan teknologi tidak hanya membawa dampak positif, namun seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, potensi tangantangan jahil membuat kemajuan teknologi tersebut juga membawa dampak negatif. Salah satu produk kemajuan teknologi adalah media sosial. Hanya dalam hitungan menit, informasi yang berada jauh di ujung negeri pun, bisa langsung diketahui. Namun kelemahan dari semua media sosial adalah sulitnya mengonfirmasi dalam waktu singkat, sedangkan dalam waktu singkat tersebut informasi sudah tersebar hingga ke pelosok negeri. Hal inilah yang kemudian mengundang keprihatinan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat ditemui Radar di sela-sela kunjungan kerjanya di Cirebon. Melalui Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas Banser) H Alfa Isnaeni menyebutkan, informasi yang berkembang di media sosial belum tentu benar dan harus diuji kebenarannya.  Terlebih, persoalan yang menyangkut agama, kehidupan berbangsa dan bernegara. Media sosial ataupun internet, lanjutnya, kerap dijadikan pihak-pihak tertentu untuk menanamkan paham yang keliru, sehingga akan timbul masalah baru. “Banyak orang yang katanya ngerti agama, padahal belajar sama mbah “Google”. Ini yang bahaya. Kalau mau belajar agama, harus ke kiai, jelas gurunya, jelas ilmunya, jangan dari internet, karena belum tentu benar,” ujarnya. Dijelaskannya, saat ini, kapolri menyatakan ada isu terkait terorisme yang sedang hangat. Ada sejumlah kantong sel-sel terorisme di sejumlah daerah yang dipantau. Sebagai bagian dari masyarakat, pihaknya mengaku tidak akan mengambil alih tugas polisi. Namun akan membantu polisi dalam menciptakan rasa aman dan nyaman untuk masyarakat. “Gerakan ini begitu masif. Upaya kita adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan deradikalisasi, karena Islam kita adalah Islam rahmatan lilalamin,” imbuhnya. Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak terpancing isu-isu sesat yang belum tentu kebenarannya. Terlebih, jika sudah berdebat panas di media sosial tentang agama. “Kalau mau benar itu satu, kembali ke kiai, belajar agama yang benar dari awal,” paparnya. Ditambahkannya, mengenai operasi mudik 2017, saat ini pihak GP Ansor membuka posko untuk mudik sebanyak 604 posko yang tersebar di sejumla H wilayah di Indonesia. Cirebon sendiri menjadi wilayah pertama yang dikunjungi rombongan dari Jakarta. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait