Pemerintah Terus Perkuat Makroekonomi

Jumat 21-07-2017,19:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Fitch Ratings kembali menegaskan Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia layak investasi. Lembaga pemeringkat keuangan internasional itu, menyematkan rating Indonesia pada level BBB- dengan outlook Positif. ”Peringkat Indonesia menyeimbangkan beban utang pemerintah rendah, prospek pertumbuhan baik dan eksposur terbatas terhadap risiko sektor perbankan dan sejumlah faktor struktural, termasuk standar tata kelola dan lingkungan bisnis,” tutur Analis Utama Fitch Ratings, Thomas Rookmaaker dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (20/7). Pemerintah Indonesia dinilai terus memperkuat kebijakan makroekonomi dengan fokus pada stabilitas makro dan pertumbuhan berkelanjutan. Itu berlaku sejak Fitch merevisi outlook Indonesia menjadi positif dari stabil pada Desember tahun lalu. Kebijakan moneter dan nilai tukar mata uang Bank Indonesia (BI) telah mendukung peningkatan lebih lanjut dalam buffer valuta asing. Di mana, hal itu mencapai titik tertinggi bersejarah USD 125 miliar pada Mei 2017, 35 persen di atas titik terendah setelah intervensi pada musim panas 2013,” tegasnya. Di samping itu, terdapat perlambatan kenaikan utang luar negeri perusahaan. Di mana, sebagian karena persyaratan pinjaman eksternal BI dilaksanakan sejak 2015. Itu dinilai telah berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan keuangan eksternal Indonesia. ”Meski begitu, Indonesia masih bergantung pada komoditas untuk ekspor dan menopang defisit neraca berjalan, yang diperkirakan Fitch akan stabil kira-kira mendekati 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sampai 2019,” ulasnya. Di sisi lain, asumsi pertumbuhan PDB dinilai lebih kredibel dalam anggaran yang direvisi untuk 2017 baru-baru ini disetujui parlemen. Hal itu menggambarkan pergeseran nyata dari target pertumbuhan tahunan terlalu ambisius yang diadopsi dalam anggaran beberapa tahun terakhir. ”Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan meningkat menjadi 5,2 persen tahun ini dan 5,6 persen tahun 2018, dari posisi tahun lalu 5 persen,” ucapnya. (far)

Tags :
Kategori :

Terkait