PAC dan Ranting Protes, Rekomendasi Jatuh ke Oki-Adji
KEJAKSAN - Dinamika politik internal PDIP terkait rekomendasi calon wali kota-wakil wali kota, berubah drastis. Jika awalnya rekomendasi dipastikan untuk Bamunas S Boediman (Oki) dan Edi Suripno SIP MSi, namun dalam hitungan jam, mendadak berubah menjadi Oki-Priatmo Adji.
Pantauan Radar, mendekati turunnya rekomendasi, berbagai kabar rekomendasi terus berubah dari Oki-Edi menjadi Oki-Adji. Namun, beberapa kali dihubungi, Edi terus menepis dan optimis rekomendasi tidak akan berubah. Bahkan pukul 11.00 WIB kemarin, Edi sempat menelepon salah satu pengurus DPD PDIP Jabar, hasilnya tetap merekomendasikan Oki-Edi. Karena sudah yakin, sekitar pukul 12.00 WIB, Edi sempat menggelar konferensi pers sekaligus makan siang bersama wartawan menyambut hari ulang tahunnya ke 44, sekaligus deklarasi dirinya sebagai calon wakil wali kota.
Edi menjadi kaget, saat pukul 14.15 WIB mendapatkan informasi bahwa rekomendasi berubah menjadi Oki-Adji. Wakil Ketua DPRD itu sempat menelepon Radar, menginformasikan jika rekomendasi berubah. Mendapatkan kabar tersebut, Edi menyatakan legowo dan menjunjung tinggi keputusan DPP PDIP. “Saya legowo, apa pun keputusan DPP. Ini mungkin menjadi keputusan terbaik,” kata Edi.
Selain menyatakan legowo untuk tidak menjadi calon wali kota, di depan pengurus PDIP, Edi juga meminta Priatmo Adji yang direkomendasi menjadi calon wakil wali kota mendampingi Oki, untuk segera mengundurkan diri dari keanggotaan dewan, untuk selanjutnya digantikan oleh Didi Sunardi. Karena itu sudah menjadi komitmen bersama saat di DPP. Oleh karena itu, dia meminta Adji menaati kesepakatan yang sudah dibuat bersama. “Pak Adji mesti sportif untuk mundur dari DPRD, digantikan oleh Bung Didi Sunardi,” ungkapnya.
Tuntutan kepada Adji, kata Edi, tentu sangat beralasan. Karena Adji akan bertarung dalam pemilihan wali kota, yang membutuhkan konsentrasi pemenangan. Jika tetap menjadi anggota dewan sedangkan yang bersangkutan mencalonkan wakil wali kota, maka dikhawatirkan kinerjanya tidak optimal.
Kepada pengurus dan kader PDIP, dia mengajak untuk memenangkan pasangan Oki-Adji. Bahkan dia mengancam akan menyembelih (memecat, red) PAC yang tidak bisa memenangkan Oki-Adji.
Tadi malam pada acara syukuran ulang tahunnya yang ke-44, di hadapan jajaran pengurus DPC, PAC hingga ranting, Edi menyampaikan hasil rekomendasi terbaru yang mengusung Oki-Adji. Namun, saat acara tanya jawab, muncul kericuhan. Ketua PAC Lemahwungkuk, Dodo Nurohmat memprotes keras keputusan DPP yang menganulir rekomendasi yang awalnya Oki-Edi menjadi Oki-Adji.
Munculnya rekomendasi yang mengusung Oki-Adji, kata Dodo, membuktikan bahwa PDIP kehilangan roh kerakyatannya. Hal ini terbukti, rekomendasi justru malah diberikan kepada para kapitalis, yang menilai segala sesuatunya selalu diukur dengan uang. Bagi dia, PDIP memiliki kader yang layak dicalonkan, tapi secara sepihak jusru malah diganti. “Saya, Dodo Nurrohmat, ketua PAC PDIP Lemahwungkuk menolak keputusan DPP. Saya siap dipecat dari kepengurusan maupun menjadi kader partai,” tegasnya.
Dodo juga berencana mengalihkan dukungan kepada pasangan Ano-Azis, karena pasangan ini lebih layak untuk didukung dibandingkan Oki-Adji yang jauh dari ruh PDIP.
Penolakan senada dilontarkan Ralim, ketua Ranting PDIP Pegambiran. Ralim mengaku kecewa atas penghinaan yang dilakukan pemilik uang kepada ketua DPC PDIP yang dianggap hanya modal dengkul. Padahal, selama ini ketua DPC telah banyak berkorban dan berjuang untuk partai, tapi dianggap modal dengkul. “Saya tidak terima kalau ketua DPC saya dihinakan seperti itu. Segala sesuatu jangan melulu dihitung dengan uang,” kata Ralim sambil berteriak.
Ralim mempersilakan bagi kader PDIP yang tidak suka dengannya untuk berbicara. Karena kenyataan di lapangan, dirinya merasa terhina ketika ketua DPC dinistakan seperti itu dan dianggap hanya modal dengkul.
Ketua PAC PDIP Kejaksan, Yudo justru memilih walk out dan tidak menerima putusan DPP PDIP yang dianggap pro kapitalis dan tidak memihak wong cilik, yang selama ini menjadi ruh perjuangan PDIP. “Saya tidak terima ketua saya dibegitukan, lebih baik saya mundur dan saya pilih keluar saja,” tegasnya sambil meninggalkan ruangan. Namun niat Yudo itu berhasil dicegah oleh beberapa pengurus DPC PDIP untuk tetap tenang. Setelah dirayu, akhirnya Yudo bersedia masuk kembali ke dalam ruangan.
Tadi malam juga dibacakan surat rekomendasi dari DPP PDIP. Pembacaan rekomendasi dilakukan ketua Badan Kehormatan DPC PDIP M Jamal. “Rekomendasi ini salinannya, yang aslinya lagi dibawa bung Didi dalam perjalanan dari Jakarta ke Cirebon,” kata Jamal. Tidak berapa lama, Edi mengakhiri acara tiup lilin, potong kue dan tumpeng. Tumpeng tersedia cukup banyak dimakan bersama-sama dengan pengurus dari DPC hingga ranting. (abd)