MAJALENGKA–Masyarakat Desa Parapatan Kecamatan Sumberjaya menutup kegiatan tolak bala dengan tahlil di jalan gang desa, Kamis (3/8) malam. Acara tahlil yang dipimpin ustad Achyadi tersebut diikuti ratusan masyarakat, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
Kepala Desa Parapatan, Dedi Suswandi mengatakan tolak bala sebelumnya dilaksanakan dengan membaca salawat nabi dan takbir mengelilingi seluruh jalan desa sejak Senin (31/7) malam selama empat hari. Hari terakhir ditutup dengan tahlil bersama atau warga setempat menyebutnya kegiatan Muna.
“Kegiatan tolak bala ini memang terdengar kontroversial, baik di Kecamatan Sumberjaya maupun Majalengka secara umum. Namun bagi pemdes ini dinilai kearifan lokal, karena berdasarkan hasil musyawarah sejumlah tokoh,” jelasnya.
Baca:
Kegiatan tersebut bahkan bakal diagendakan setiap tahun dalam menjaga kearifan lokal atau tradisi masyarakat. Rencananya, kegiatan tahlil di jalan itu akan dianggarkan melalui APBDes namun tetap melalui prosedur yang berlaku.
Penganggaran di APBDes juga harus melewati sejumlah prosedur, di antaranya pembahasan melalui musyawarah desa (musdes) yang melibatkan sejumlah perwakilan masyarakat. “Kita siap saja (mendanai, red) namun tetap harus mengacu kepada peraturan serta prosedur yang berlaku. Boleh atau tidaknya ada tinjauan dari pemcam atau Tapem Setda Majalengka. Beberapa acuannya harus ada Musdes lebih dulu,” tandasnya.
Salah seorang ketua RW, Heri mengapresiasi langkah pemdes yang bakal mengganggarkan agenda tahlil di APBDes. Para tokoh pemuda dan masyarakat setempat menurutnya mendukung langkah pemdes tersebut. Tujuannya bukan karena ada orang yang meninggal saja, tetapi mendorong masyarakat Parapatan menjadi religius serta menjaga tradisi. “Dulu pernah ada tapi tidak saat salawat keliling hanya Muna atau tahlilan di jalan saja,” imbuhnya. (ono)
Tags :
Kategori :