JAKARTA - Nasib ribuan calon jemaah umrah First Travel kini terkatung-katung. Sekitar 35 ribu calon jemaah terancam gagal ke tanah suci karena terkait kasus dugaan penipuan yang dilakukan bos First Travel. Kasus dugaan penipuan dan penggelapan bos First Travel terbongkar setelah dilaporkan Bareskrim Polri oleh sejumlah calon jemaah umrah. Pelaporan dilakukan karena mereka telah melunasi pembayaran ibadah umrah. Namun hingga kini ribuan calon jemaah itu tak kunjung diberangkatkan penyelengara sejak dijanjikan pada 2015 lalu. Kini Direktur Utama First Travel Andika Surachman dan Direktur First Travel Annisa Desvitasari Hasibuan sudah ditetapkan menjadi tersangka Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim, Kamis (10/8). Keduanya dijerat pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Banyaknya calon jemaah umrah berbondong-bondong menggunakan jasa First Travel diduga karena soal biaya yang terbilang murah. First Travel menawarkan pemberangkatan umrah dengan tiga jenis paket. Yakni, promo, reguler dan paket very important person (VIP). Untuk paket promo hanya dikenakan biaya Rp 14,3 juta per jemaah. Lalu, Rp 25 juta per jemaah untuk paket jenis reguler dan Rp 54 juta untuk paket VIP per jemaah. Biaya umrah yang hanya Rp 14,3 juta tersebut memang mencurigakan. Sebab, sesuai patokan dari Kementerian Agama (Kemenag) standarnya biaya umrah sekitar Rp 21 juta hingga Rp 22 juta. Lantas bagaimana Firs Travel (FT) bisa mematok paket pemberangkatan umrah dengan harga yang terbilang murah? David Rahman (33) warga Depok, Jawa Barat, salah satu jemaah sekaligus agen First Travel, membuka informasi. Informasi itu dia gali sejak pertama ikut pelatihan sebagai agen pada 2015 silam. Pelatihannya digelar di hotel mewah Ritz-Carlton Jakarta. Di antara triknya adalah FT membelikan tiket pesawat umrah hanya one way saja. Kemudian untuk pulangnya mencari tiket pembatalan atau cancel, tiket refund, dan tiket-tiket sisa lainnya. “Mereka punya koneksi dengan beberapa maskapai,” jelas David, lansir Jawa Pos (radarcirebon.com group). Masalah baru muncul ketika keluar kebijakan dari Arab Saudi bahwa visa umrah keluar jika setiap jemaah sudah pegang tiket PP (return). “Di sinilah First Travel mulai limbung. Mereka kesulitan urus visa umrah karena selama ini modelnya membeli tiket one way,” jelas David Rahman. Kemudian FT membuat alibi mereka tidak bisa urus visa karena diboikot asosiasi travel haji khsusus dan umrah. Menurut David yang belasan tahun bermain di bidang umrah, di Indonesia ada 250 lebih provider visa umrah. Setiap provider tidak akan menolak jika ada travel yang mengajukan visa umrah. Selama persyaratannya komplit. “Provider tidak akan menolak karena dapat uangnya dari pengurusan visa,” katanya. Terkait tudingan adanya skema ponzi di FT, dia membenarkan. David menjelaskan jemaah yang masuk tahap pertama, biaya umrahnya disubsidi jemaah tahap ketiga atau bahkan keempat. Begitu seterusnya. Celakanya untuk pendaftaran periode 2018 jatuh alias sangat sepi. Akibatnya uang untuk menyubsidi keberangkatan jemaah umrah periode April, Mei, dan Juni tidak ada. Akhirnya pecahlah kasus ribuan jemaah FT gagal berangkat. (idr/wan/byu/JPG)
Ini Trik First Travel Tawarkan Biaya Pemberangkatan Umrah Lebih Murah
Sabtu 12-08-2017,01:05 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :