Pasar Kepuh Kuningan Direnovasi, Bupati Jamin Tidak Ada Pungutan Pedagang

Minggu 27-08-2017,12:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Pemkab Kuningan berencana merenovasi pasar tradisional supaya makin menarik pengunjung dan tak kalah dengan pasar modern.Selain itu, untuk memberikan rasa aman, nyaman, bersih, tertib, dan rapi, baik kepada pedagang maupun pembeli. Kali ini, yang menjadi target renovasi adalah Pasar Kepuh, terutama Blok E, F, dan R. Dalam rencananya, pemerintah akan melakukan penataan jalan, saluran air, dan revitalisasi pasar. Jika renovasi itu selesai dilakukan, alhasil, Pasar Kepuh akan lebih nyaman bagi pengunjung dan tak kalah dari tetangganya, Pasar Baru. Upaya pemerintah itu makin serius dengan kehadiran Bupati Acep Purnama di hadapan para pedagang Pasar Kepuh. Bupati menghadiri tahapan sosialisasi sebelum dilaksanakannya pembangunan, Jumat (25/8). Pertemuan yang dilangsungkan di aula pasar juga diikuti pengelola Pasar Kepuh serta puluhan pedagang yang lokasi berjualannya akan ditata oleh pemerintah. Menurut bupati, untuk renovasi pasar, para pedagang tidak dipungut biaya sepeser pun. Adapun anggaran pembangunan ini sudah ditanggung dari anggaran daerah dan provinsi. Bahkan untuk kualitas bangunan akan terus dipantau. “Renovasi pasar ini anggarannya dari daerah dan provinsi. Pedagang sama sekali tidak dipungut biaya. Saya sudah memerintahkan Pak Ridwan (kepala DPRPP, red) untuk memantau dan mengawasi secara ketat proses pembangunannya,” tegas Acep. Bupati mengakui, dalam dunia usaha tak lepas dari adanya persaingan. Adanya pasar modern yang saat ini tumbuh dan sampai pelosok kecamatan, bisa disebut menjadi pesaing pasar tradisional. Karena itu, pemerintah harus tetap menjaga pasar tradisional supaya para pedagang tetap berjualan dan pembeli juga merasa lebih nyaman, aman, bahkan lebih tenang. “Karena pasar tradisonal memiliki ke khasan tersendiri sehingga tetap menjadi pilihan masyarakat. Suka tidak suka, masyarakat masih senang berbelanja ke pasar tradisional, meski kondisi pasar tradisional tidak semuanya nyaman,” ujarnya. Acep menerangkan, kekhasan dari pasar tradisional yang tidak dimiliki pasar modern. Yakni, memiliki ciri khas di mana adanya tawar-menawar antara pedagang dan penjual, berjalan dengan waktu 24 jam. Barang dagangan juga lebih lengkap mulai hasil tani, perikanan, daging, perabotan, kebutuhan pokok, pakaian dan lainnya.  “Dengan dilakukannya renovasi akan berdampak pada minat pembeli belanja ke pasar. Di mana, bukan hanya belanja melainkan sebagai pasar wisata juga,” papar bupati yang saat muda pernah menjadi pedagang di Pasar Kepuh. Sedangkan Ridwan Setiawan menjelaskan, renovasi bangunan ini membutuh waktu empat bulan. Lokasi renivasi yakni Blok E, F dan R, dengan tahapan perencanaan detail engineering design mulai bulan Juni sampai 4 Agustus 2017. Tahapan sosialisasi 14-25 Agustus, pembangunan los darurat dimulai 26 Agustus sampai 4 September, pemindahan los 3-5 September, pembongkaran pembangunan exsisting 6-9 September, dan mulai pelaksanaan 9 September-23 Desember atau 105 hari kerja. Dalam waktu empat bulan di bulan Desember, para pedagang akan menempati kembali dengan kondisi pasar siap pakai. Di samping itu juga memfungsikan kembali jalan yang tertutup dan akan kembali dibuka, disiapkan lahan parkir, dan penunjang lainnya. Dalam pertemuan itu, salah seorang pedang mengharapkan mudah-madahan renovasi Pasar Kepuh ini dapat terwujud dan berdampak juga pada penghasilan pedagang. Sehingga banyak para pembeli yang datang. Transaksi bisa berjalan dengan lancar, tidak ada kendala apalagi saat kehujanan dan kepanasan terutama bagi pembeli. “Kami sih berharap agar renovasi cepat segera selesai, dan kami menempati tempat yang baru. Kalau pasar kondisinya nyaman, pengunjung juga akan banyak,” ungkapnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait