Gila! Anak Dikira Ular, Ditaburi Garam

Selasa 05-09-2017,09:29 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Agus berubah. Perilakunya aneh. Keluarga pun menjadi takut sendiri. Termasuk istri Agus, Rawiyah (33). Rawiyah meregang nyawa karena ulah sang suami yang tiga hari belakangan sering ngoceh sendiri dan membawa pisau. Sebelum kejadian memilukan itu, Rawiyah sempat menceritakan tingkah aneh suaminya kepada adiknya, Suryadi (27). Koran ini menemui Suryadi di kediamannya di Desa Megu Gede, Kecamatan Weru. “Dia ini (Agus, red) sebagai tukang penjual arum manis yang biasa dijajakan di sekolah. Kalau malam biasanya keluar rumah untuk menawarkan jasa pijat. Biasanya ada yang manggil untuk pijat di rumah pelanggan,” kata Suryadi, mengawali cerita tentang kakak iparnya itu. Setahun belakangan, keadaan berubah setelah Agus diduga mempelajari ilmu tertentu. Hal itu membuat Agus terlihat seperti depresi berat. “Setahu saya itu sudah satu tahun berjalan. Kondisinya seperti itu. Jadi sering keluar malam, namun bukan untuk menawarkan jasa pijat. Dia pergi ke suatu tempat untuk menjalankan amalan itu,” ungkap Suryadi. Rawiyah, lanjut Suryadi, pernah menceritakan bahwa Agus sempat melihat anaknya yang bernama Guntur (kini dirawat di rumah sakit) seperti ular. Sehingga Agus pun menaburi anaknya dengan garam. Tujuannya agar ular tersebut pergi. “Padahal yang ditaburi garam tersebut anaknya sendiri. Itu kakak saya (Rawiyah, red) cerita beberapa bulan lalu. Perilaku aneh itu membuat kakak saya takut,” ujar Suryadi. Rawiyah juga sempat cerita dipukuli oleh Agus. “Ya itu bulan kemarin. Kakak saya dipalu di bagian kepala hingga berdarah. Saya sebagai adiknya tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa membantu kedua anaknya yang masih kecil. Memang jadi aneh. Puncaknya ya tiga hari sebelum kejadian itu. Sering diam, tidak banyak bicara. Bukan saya saja, warga pun banyak yang melihat Mas Agus kerap berbicara sendiri dan melafalkan amalan-amalan yang tidak jelas,” tuturnya. Seperti diberitakan, perlaku aneh Agus memang akhirnya memakan korban jiwa. Ibu kandung Agus bernama Sumarni (64), dan istrinya Rawiyah (33), ditikam hingga meregang nyawa. Peristiwa itu terjadi di rumah di Blok Sijaba RT 02 RW 04, Pesalakan, Kecamatan Sumber, Sabtu malam (2/9) sekitar pukul 23.30 WIB. Dua anak Agus juga terluka parah karena ditikam. Yakni Guntur (3) dan Eka Galuh Saputra (5). Korban luka lainnya adalah pasutri pemilik rumah Reni (35) dan Lili Suhada (35). Mereka kini masih menjalani perawatan intensif di RS Mitra Plumbon. Reni sendiri adalah kakak kandung korban tewas Rawiyah. Selama ini Agus dan Rawiyah serta dua anak mereka numpang tinggal di rumah Reni dan Lili. Warga mengakui dalam tiga hari terakhir, gelagat Agus tak seperti biasanya. Dia kerap membawa pisau. Pisau itulah yang digunakan untuk mengabisi keluarganya. Warga Pesalakan, Maryono, mengaku malam itu sempat nongkrong tak jauh dari rumah Agus. Sekitar pukul 22.00, kata Yono- panggilan akrab Maryono-, tak ada tanda-tanda keributan dari dalam rumah. Hingga akhirnya ketika malam kian larut, sekitar pukul 23.30, suara histeris dari dalam rumah membuatnya terkejut. “Saya dan warga lainnya langsung coba masuk, tapi pintu terkunci. Saat warga makin banyak, akhirnya dengan dibantu oleh Pak RT, kami pun mendobrak pintunya,” cerita Yono. Begitu pintu rumah didobrak, sambung Yono, pelaku sudah mengarahkan senjata tajam ke arah warga. “Kami semua berusaha menghindar supaya tidak jadi korban. Dengan berbagai cara, warga mengepung, akhirnya berhasil dijatuhkan dan diamankan lalu diserahkan ke Polsek Sumber,” ujar Yono. Yono mengaku sudah curiga dengan gelagat Agus. Tiga hari sebelumnya, sambung Yono, Agus sering membawa pisau. Bahkan Yono sempat melihat Agus mengasah pisau itu. Yono tak menyangka pisau itulah yang digunakan Agus menghabisi keluarganya. Agus kini masih ditahan di Mapolres Cirebon Kabupaten. Polisi menyita pisau sepanjang 25 cm beserta sarung warna hitam, pakaian korban yang penuh darah, serta seprei dan selimut. Dan yang menarik, ditemukan sebuah catatan amalan pesugihan. Di akhir catatan amalan itu, tertulis harus dibacakan 1.000 kali. (arn)

Tags :
Kategori :

Terkait