Tahun Kabisat, Bulan Ke-7 Imlek Dua Kali

Minggu 17-09-2017,19:13 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Tahun ini menjadi spesial bagi masyarakat Tionghoa. Itu lantaran pada penanggalan Imlek, terjadi lun-gwee atau bulan lun (kabisat). Di mana pada bulan ketujuh tahun Imlek dihitung sebanyak dua bulan. Pemuka Tionghoa Romo Djunawi mengatakan, pada bulan ketujuh umat Tionghoa menggelar tradisi Cioko atau ulambana. Dan, tahun ini perayaan Cioko spesial lantaran terjadi pada bulan Lun. \"Tahun ini dalam penanggalan Imlek itu tahun Lun, atau kabisat, jadi dalam setahun itu ada 13 bulan. Dan bulan Lun tahun ini pada bulan ketujuh,\" ucap Romo Djunawi. Bulan Lun sangat penting, karena jika tidak ada, penanggalan Imlek akan terus bergerak maju. Sama seperti perhitungan kalender Hijriah. Hal ini menunjukkan hebatnya pengetahuan ahli astronomi Tiongkok pada zaman dulu tentang waktu dan perputaran bumi terhadap matahari. Di dalam kalender Masehi dikenal sebagai tahun kabisat, di mana setiap 4 tahun sekali ada 29 hari dalam Februari. Dalam kalender Imlek, juga dikenal bulan kabisat, di mana ada 2 bulan yang sama dalam setahun, artinya 1 tahun Imlek tersebut mempunyai 13 bulan. \"Lun-gwee ini ada di dalam kalender Imlek karena kalender Imlek adalah kalender lunisolar, kalender yang mendasarkan perhitungannya atas pergerakan bulan dan matahari,\" jelas Romo Djunawi. Ketua Makin Cirebon, Teddy Setiawan menjelaskan kalender lunar yang mendasarkan perhitungan atas gerakan bulan hanya punya 29,5 hari dalam 1 bulan atau 354 hari dalam setahun. Sedangkan pergerakan matahari adalah 365.25 hari dalam setahun. Sehingga ada beda 11,25 hari antara setahun kalender lunar dengan kalender matahari. Lun-gwee ini, kata Teddy, ditambahkan ke dalam tahun Imlek agar ada sinkronisasi perhitungan atas pergerakan bulan dengan pergerakan matahari itu. Berdasarkan perhitungan, maka ada 7 bulan kabisat yang perlu ditambahkan dalam periode 19 tahun Imlek. Penentuan bulan apa yang akan menjadi bulan kabisat ini tidak tentu dan tidak beraturan, namun ada aturannya. Pada dasarnya kaitannya erat dengan periode matahari. Periode matahari adalah istilah lain dalam kalender Imlek, ada 24 periode matahari dalam setahun. 2 periode matahari yang terkenal misalnya Ceng-beng dan Tang-che. Ceng-beng atau ziarah ke makam selalu jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahunnya. Sedangkan Tang-che makan ronde tetap jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahun. Dalam bulan Lun, ada kepercayaan masyarakat Tionghoa, umur orang tua akan berkurang. Nah untuk menangkalnya, dilakukan doa panjang umur serta diberikan mi panjang umur. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait