PARIS- Pelatih Raymond Domenech sudah menerima konsekuensi pemecatan atas hasil buruk Perancis di Piala Dunia. Namun cerita dibalik rusaknya kondusifitas Les Blues -julukan Prancis- selama Piala Dunia di Afrika Selatan belum usai. Terbaru, Christian Gourcuff menepis anggapan bahwa putranya, gelandang Yoann Gourcuff menjadi penyebab perpecahan tim Prancis. Sebelumnya, sejumlah media berspekulasi awal bencana Prancis tak lepas dari gangguan yang diterima Yoann dari sejumlah pemain senior. Atas pemberitaan tersebut Christian mengamini adanya perbedaan pendapat antara Yoann dan beberapa pemain senior. “Di lapangan, memang dia kurang baik. Saya melihatnya dan dia memberitahu saya. Pada awalnya saya tidak bisa percaya, tapi saya harus mengakui fakta itu,” kata Christian pada France Football. Namun, Christian menepis anggapan bahwa efek perbedaan tersebut separah pemberitaan media. “Tidak ada bentrokan itu,” ujar pria yang juga pelatih klub Ligue 1 Lorient tersebut. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kondisi saat ini memang kurang mengenakkan. Sebab, tak ada penjelasan langsung dari yang bersangkutan. “Anda mendengar sesuatu, lalu ingin konfirmasi. Tapi lawan bicara anda tak mengatakan apa-apa,” jelasnya. Di sisi lain, ujung tombak Prancis Djibril Cisse menegaskan bahwa ketidakharmonisan Prancis sebenarnya berakar dari pendepakan Nicolas Anelka. Tapi, Cisse juga sependapat dengan Christian yang juga mengakui keberadaan sejumlah spekulasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. “Kami mendapatkan banyak tekanan dan ada beberapa hal yang tidak benar, seperti ketika orang mengatakan Franck Ribery dan Yoann Gourcuff bertengkar padahal itu tidak terjadi,” tuturnya. Dan spekulasi semacam itu, lanjut Cisse, diakui menjadi salah satu faktor yang membuat para pemain tidak merasa nyaman di tim. “Beberapa pemain tidak bahagia, tapi itu bukan satu-satunya alasan. Ada banyak masalah sebenarnya,” jelas mantan penyerang Liverpool dan Sunderland tersebut. Terlepas dari itu, Cisse mengatakan bahwa keputusan pendepakan Nicolas Anelka merupakan langkah yang salah. Bahkan, Cisse merasa dirinya dan rekan-rekannya kecewa pada federasi sepak bola Prancis (FFF) atas pendepakan penyerang Chelsea tersebut. Dia meyakini adanya kesalahan yang dilakukan Anelka sebelum dipecat. Tapi menurut Cisse, memberi sanksi pendepakan pada Anelka adalah sesuatu yang berlebihan. “Kami tidak tahu mengapa Nicolas (Anelka) dipulangkan. Raymond Domenech memang punya pertimbangan atau pandangan sendiri. Yang pasti, ketika masalah dicampur adukkan, hasilnya seperti yang dialami Prancis saat ini,” ungkap Cisse. Terlepas dari hal itu, Cisse mengungkapkan dukungannya pada pelatih baru Prancis, Laurent Blanc. Menurutnya, Blanc adalah sosok tepat yang bisa menemukan pemain pilihan di tubuh Prancis. “Piala Dunia (Afsel) menjadi kekecewaan besar bagi kami, karena kami sebenarnya punya skuad yang bisa berbicara banyak. Tapi saya masih bersedia bermain di even internasional untuk Blanc,” jelasnya. Di Piala Dunia 2010 ini, Prancis menuai hasil buruk dengan terdepak di fase grup. Selama even tersebut, Prancis hanya mampu menciptakan sebiji gol dan kebobolan empat kali. (uan)
Kontroversi Belum Usai
Rabu 14-07-2010,09:24 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :