Kader PDIP Dorong Partainya Berkoalisi

Selasa 26-09-2017,13:43 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Mantan politisi PDI Perjuangan Kabupaten Kuningan Tedi Gunawibawa mendorong dan berharap agar partainya pada Pilkada 2018 nanti berkoalisi dengan parpol lain dan tidak memaksakan diri untuk mengusung pasangan cabup-cawabup satu paket. Hal itu diungkapkan Tedi kepada koran ini saat dirinya berbincang dengan beberapa orang dalam menyikapi situasi politik di Kuningan. “Dalam Pilkada di Kabupaten Kuningan tahun 2018, berkoalisi adalah jalan yang tepat untuk mencapai keberhasilan dan kemenangan. Pertimbangannya dari ketidaksolidan di tubuh partai pengusung maupun pendukung dan figur calon kurang popular, sehingga nilai jualnya sangat lemah untuk pemahaman di masyarakat pemilih dan sulit untuk dipasarkan,” kata Tedi. Dikatakan, hanya ada tiga jalan untuk menuju Pilkada 2018, yakni mengusung satu paket, satu koalisi dan jalur independen atau perseorangan. Partai perlu menghitung secara matang dengan pertimbangan partai sebagai alat akomodasi untuk mengusung calon bupati/wabup agar kelak tidak menjadi pecundang. Biaya untuk pilkada diakuinya cukup besar, sehingga bagi parpol harus bisa memikirkan secara efektif dan efisien serta totalitas untuk mengusung figur calon dengan mengedepankan popularitas dan elektabilitas serta ketokohan yang harus menjadi dominan. “Ketiga unsur ini sangat lemah untuk Pilkada 2018, berbeda dengan Pilkada Kuningan 2013. Untuk Pilkada 2018 nuansa demokrasinya akan sangat kentara mengingat semua kontestan bakal calon bupati dan wakil bupati ukurannya standar, tidak ada pengecualian. Gelaran pilkada tinggal sesaat lagi, tapi gaungnya masih terasa sepi. Semua partai masih menanti rekomendasi dari PDIP yang notabene bisa menentukan dua pilihan, berkoalisi atau satu paket,” katanya. Dalam konteks masyarakat pemilih saat ini, lanjut Tedi, yang jadi sorotan bukanlah soal bisa memilih, boleh memilih atau dapat memilih dan mudah memilih, namun yang jauh lebih penting yakni bagaimana masyarakat pemilih untuk tepat memilih. “Artinya faktor popularitas dan ketokohan hal terpenting dalam Pilkada Kabupaten Kuningan tahun 2018,” ujarnya. Menurut Tedi, gelaran pilkada serentak di Jawa Barat yang telah digelar merupakan cerminan dan bahan evaluasi untuk semua pihak. Sebagai kader PDIP, ia kembali menyatakan dan mendorong agar PDIP walaupun sangat memungkinkan untuk mengusung satu paket karena memiliki jumlah kursi di parlemen yang memadai (10 kursi), tidak mengusung satu paket. Ia beralasan banyak kegagalan yang terjadi dalam pilkada serentak di Jabar, di antaranya Pilkada Tasikmalaya PDIP sirna dari kemenangan karena memaksakan diri mengusung satu paket. “Untuk mencapai kemenangan dan keberhasilan di pilkada tahun 2018 nanti, harus ditentukan dengan solidnya di tubuh partai (PDIP, red). Sistem Bapilu yang terpadu dan figur calon yang familiar, sampai saat ini belum ada titik terang penyatuan pendapat untuk menuju titik akhir kemenangan. Jelas ini dibutuhkan komitmen bersama, yaitu satu nama, satu suara jadilah kepentingan PDIP,” tuturnya. Kendati demikian, Tedi yang juga mantan anggota DPRD Kuningan ini mengungkapkan, apapun keputusan yang akan dikeluarkan DPP PDIP terkait rekomendasi, selaku kader partai dirinya pun siap menjalankan keputusan tersebut dan juga akan menghormati serta menghargai keputusan tersebut. Karena menurutnya apapun keputusan yang akan dikeluarkan nanti, itulah merupakan keputusan terbaik dari pemikiran-pemikiran yang baik dan yang akan Tuhan berikan nanti. “Pesan saya sebagai kader biasa, kepada pengurus partai berlambang moncong putih, khususnya kepada tim Bapilu cabup dan cawabup Kabupaten Kuningan agar sehati-hati mungkin menuju ke hari depan yang sudah dekat. Salaamun qaulan min rabbir rahim, kebersamaanmu adalah kelestarian hidupku,” pesannya. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait