Waspada Tawaran Asuransi Via Telepon

Selasa 26-09-2017,19:35 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU–Nasi sudah menjadi bubur. Begitulah mengibaratkan penyelasan yang dirasakan oleh Iman Budi Santoso, warga di Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis. Nasabah salah satu bank ternama ini, mesti merelakan uang tabungannya dipotong gara-gara terjebak penawaran asuransi via telepon. “Nyesel sekaligus marah. Sayang amarah saya gak bisa keluar,” ketus dia kepada Radar. Dia menceritakan, persoalan ini terjadi pada sekitar 4 bulan lalu. Bermula saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku sales atau pegawai sebuah perusahaan asuransi dan menawarkan programnya diimbuhi oleh janji hadiah dan bonus. Diapun meminta konfirmasinya tentang persetujuan untuk wawancara. Semua pernyataannya melalui telepon itu akan direkam sebagai pengganti aplikasi persetujuan seorang nasabah. Premi asuransi itu nantinya akan dipotong secara otomatis dari rekening. “Saya sebenranya sudah mencoba menolak, kan mesti ada persetujuan dari istri dulu. Tapi si sales itu desak terus yang bikin saya tambah bingung,” kata dia. Sebab sepengetahunnya, untuk sebuah penawaran dan perjanjian kepada konsumen terhadap produk asuransi, perusahaan dan nasabahnya harus berhadapan langsung. Kemudian, perjanjian atau perikatan asuransi tersebut harus ditandatangani ke dua belah pihak secara langsung. Hingga akhirnya, ungkap dia, setelah peristiwa itu tabungan diapun benar-benar dipotong sebesar Rp200 ribu per bulan. Budi pun makin bingung karena polis atau bentuk fisik perjanjian tidak pernah dia dapatkan, termasuk dari pihak bank yang terkesan tidak mau bertanggungjawab. “Yang membuat tambah kesal, pihak bank sendiri ogah ikut campur. Katanya mesti diurus sendiri ke pusat. Ini kan aneh, darimana perusahaan asuransi itu tahu nomer telepon, rekening dan pin tabungan saya. Jelas ini konspirasi,” tegasnya. Belakangan diketahui, ternyata modus agen asuransi model ini sudah memakan korban beberapa temannya yang lain. Mereka harus pasrah ketika uangnya dipotong untuk premi asuransi, karena kalau keluar atau menarik diri, uang yang telah disetorkan akan hangus. Karena itu, Budi menyarankan agar masyarakat waspada jika mendapatkan telepon serupa. Langkah terbaik adalah memutuskan sambungan telepon saat itu juga. “Jangan sampai apes seperti saya. Makanya saya ingin persoalan ini diketahui publik,” tandasnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait