Spanyol vs Albania, Tepis Krisis Referendum

Jumat 06-10-2017,09:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

ALICANTE – Tantangan terbesar Spanyol jelang matchday kesembilan Grup G kualifikasi Piala Dunia 2018 ini datang dari dalam tubuhnya sendiri. Isu referendum dari salah satu kawasan Spanyol, Catalan, ditambah drama Gerard Pique membuat situasi sedikit runyam. Di atas kertas Spanyol diunggulkan bisa memukul Albania dini hari nanti (7/10) di Stadion Jose Rico Perez. Di antara enam pertemuan sebelumnya La Roja selalu menang atas Shqiponjat (siaran langsung RCTI pukul 01.30 WIB). Entrenador Spanyol Julen Lopetegui kepada Radio Marca kemarin (5/10) mengatakan pembicaraan soal anak buahnya, Gerard Pique, sudah dalam level mengganggu. Sejak Senin (2/10) lalu suporter berdatangan ke lokasi latihan Spanyol dengan spanduk yang bunyinya meminta bek Barcelona itu pergi dari tim. “Kita harus membalik halaman soal isu Pique ini. Saya cuma mau berbicara soal sepak bola dan tim butuh berbicara soal sepak bola,” tutur Lopetegui. Pria berusia 51 tahun itu berkata tantangan Spanyol datang dua kali lebih besar dari biasanya jelang lawan Albania ini. Selain mendinginkan ruang ganti pemain juga memberikan kepuasan kepada suporter berupa kemenangan. Buat meredam konflik suporter, Raja Spanyol Felipe VI meminta semuanya tenang dan tetap bersatu. Raja Felipe VI juga meminta agar pemerintah lokal Catalan maupun warganya tidak mengganggu harmoni dengan membuat gerakan-gerakan yang merugikan Spanyol. Pique memang sedikit drama usai memberikan suaranya dalam referendum Catalan Minggu (1/10) lalu. Bek berusia 30 tahun itu bahkan bersiap mundur dari timnas jika memang pilihannya memberikan suara untuk referendum itu mengganggu stabilitas tim. Nah, meski jalan menuju Piala Dunia 2018 buat Spanyol terlihat lempang namun Lopetegui emoh besar kepala. Buatnya Albania masih bisa memberikan kejutan. “Albania adalah tim yang lolos ke Euro 2016 lalu dan nyaris melaju ke babak 16 besar. Mereka punya barisan pemain bertalenta juga permainan yang terorganisasi,” kata Lopetegui. Sementara itu, Pique yang dianggap biang kerok dalam masalah internal Spanyol itu membela diri. Suami penyanyi Kolombia Shakira itu menolak disalahkan. Menurutnya hubungan Spanyol-Catalonia mirip relasi bapak dengan anaknya yang berusia 18 tahun dan ingin pergi dari rumah. “Semua orang tahu bagaimana terbukanya dan kejujuran dari apa yang saya katakan. Saya ingin orang-orang melihat kalau saya orang yang rasional, mempertahankan apa yang saya percayai,” tutur Pique. “Saya hanya ingin respek atas kebebasan berpendapat,” tambah pemain yang punya 91 caps bersama Spanyol itu kepada EFE. Mengenai hubungan panas adem dengan beberapa pemain Spanyol, termasuk dengan Sergio Ramos, Pique menganggap sebagai dinamika tim. Di lapangan keduanya tak ada masalah apapun dan menjalankan instruksi pelatih kepada mereka. Di sisi lain, gelandang Atletico dan timnas Spanyol Saul Niguez berkata kalau ada baiknya Pique melakukan diet media sosial. Sebab akar dari kegaduhan ini adalah sikap Pique yang cenderung hiperaktif di media sosial. “Dalam tubuh timnas kami tidak hanya berpikirn tentang sepak bola dan situasi yang terjadi cukup rumit. Pada akhirnya, ketika satu pemain mendapatkan olok-olok berupa sempritan setiap dia memegang bola akan mengganggu dan kami tak menyukainya,” tutur Saul. (dra)

Tags :
Kategori :

Terkait