Pengungsi Meninggal Dunia Bertambah

Senin 09-10-2017,14:32 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA – Sejak kali pertama membuka pintu untuk pengungsi dari kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Agung, jumlah pengungsi meninggal dunia di Kabupaten Klungkung terus bertambah. Berdasar data BPBD Klungkung kemarin (8/10) angkanya mencapai 13 jiwa. Seluruhnya meninggal ketika menjalani perawatan di RSUD Klungkung. Kepala Pelaksana BPDB Klungkung Putu Widiada menjelaskan, data terakhir dari posko kesehatan yang berada di wilayah Klungkung 11.006 pengungsi sudah mereka layani. “Dari awal pengungsi masuk sampai hari ini (kemarin),” ungkap dia kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group). Sebagian mengalami gangguan pernapasan dan terkena penyakit kulit ringan. Khusus pengungsi yang mengeluh sakit berat, Pemkab Klungkung merujuk mereka agar mendapat perawatan lebih intens di RSUD Klungkung. “Yang meninggal sudah ada 13 jiwa,” ucap Widiada. Selain karena penyakit bawaan, rata-rata pengungsi yang meninggal dunia sudah berusia lanjut. Dari 13 jiwa, 12 di antaranya berusia di atas 80 tahun. “Ada yang 38 tahun meninggal karena sakit kanker,” tambahnya. Meski demikian, pelayanan maksimal terus diupayakan oleh pemkab setempat. Seluruh pengungsi yang berada di wilayah mereka dipastikan terpenuhi kebutuhannya. Tidak terkecuali kebutuhan pelayanan medis. “Stok obat masih banyak. Masih cukup memadai,” ucap Widiada. Dia menegaskan, pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan ringan maupun berat langsung ditangani. Data terakhir dari Posko Siaga Bencana Erupsi Gunung Agung, jumlah pengungsi di Klungkung terus berkurang. Pukul 06.00 WITA kemarin angka pengungsi sebanyak 18.848 jiwa. Sedangkan pukul 18.00 WITA pada hari yang sama, angka pengungsi turun menjadi 18.725 jiwa. Seluruhnya tersebar di 43 lokasi pengungsian yang berada di wilayah tersebut. Menurut Widiada angka pengungsi turun perlahan lantaran banyak yang memilih pulang secara bertahap. “Mereka pulang mandiri,” ucap dia. Karena itu, jumlahnya tidak banyak. Hanya satu atau dua keluarga. Lain dengan pengungsi yang minta di antar. Jumlahnya bisa ratusan jiwa. “Hari ini nda ada yang minta pulang,” ujarnya menegaskan. Sesuai komitmen Pemkab Klungkung, BPBD Klungkung juga tidak memaksa pengungsi kembali ke rumah masing-masing. Mereka hanya mengantarkan pengungsi yang meminta pulang. Berkaitan dengan pengungsi dari zona aman dan zona berbahaya, sampai kemarin kartu keluarga khusus belum diterbitkan Pemkab Klungkung. “Akan kami konsultasikan lebih dulu,” imbuh Widiada. (syn/JPG)

Tags :
Kategori :

Terkait