Tak Penuhi Target PAD, Investor Gedung Wanita Diminta Instrospeksi

Sabtu 14-10-2017,06:06 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Addendum perjanjian kerja sama pengelolaan Gedung Wanita, disoroti Komisi II DPRD. PT Charuban Convention Center (CCC) yang meminta penurunan target setoran pendapatan asli daerah (PAD), dinilai melanggar kesepakatan. “Ini bukan kesalahan pemkot menetapkan target. Ini justru harusnya PT Charuban Convention Center yang introspeksi, karena tidak sesuai dengan perjanjian,” ujar Ketua Komisi II DPRD, Ir Watid Syahriar, kepada Radar, Kamis (12/10). Menurut dia, dalam perjanjian kerjasama PT CCC seharusnya menuntaskan pembangunan hotel dan food court. Tidak ada alasan untuk mendapat omzet dengan nilai tertentu baru membangun hotel, lalu setelah itu food court. Kemudian, kontrak pengelolaan Gedung Wanita ini dilakukan dengan lelang dan dimenangkan PT CCC. Dalam pelaksanaan lelang sudah jelas ada spesifikasi dan konsekuensi yang harus dipenuhi yakni PAD sejumlah Rp325 juta dengan opsi kenaikan 5 persen setiap tahunnya. \"Jadi ini sangat mendasar. Kembali saja ke kontrak dan ikuti saja klausul kontraknya. Mereka tidak mencapai target, itu salah sendiri karena melanggar kontrak,” tegasnya. Ikatan kontrak dan proses lelang, kata dia, mestinya sudah bisa membuat pengelola berhitung. Pembuatan target dari pemerintah kota juga tidak asal ditentukan melainkan lewat kajian. Dengan posisi Gedung Wanita yang strategis, pembangunan hotel dan food court tentu punya nilai komersil sendiri. Politisi Partai Nasdem ini justru menyinggung pekerjaan PT CCC. Apa yang dilakukan selama ini bukan membangun Gedung Wanita, tetapi renovasi. Dari situ sebetulnya sudah bisa dihitung berapa investasi yang sudah dikeluarkan oleh investor. Dengan apa yang didapat selama satu tahun berjalan, dia menilai wajar ketika tidak mampu membayar PAD. “Mereka nggak bisa berjalan dengan cara bisnisnya sendiri. Harus ikuti kontrak, kalau memang sudah tidak sanggup membangun hotel dan food court-nya saya minta kembalikan saja Gedung Wanita ke pemkot,” tegasnya. Watid berpendapat ada opsi lain agar target PAD yang dibebankan bisa terpenuhi. Manajemen disarankan untuk mencoba menawarkan gedung tersebut untuk dikontrakan ke perusahan. Salah satunya, Perumda BPR Bank Cirebon. Ini bisa menjadi salah satu solusi. Kemudian terbuka juga opsi untuk perkantoran. \"Kalau dikontrakan lagi kan, tidak repot untuk biaya karyawan, perawatan gedung dan biaya lain, apalagi dari sewa gedung saja kan cuma berapa kali sih sebulan,\" ujarnya. Angota Komisi II DPRD, Budi Gunawan juga berpendapat sama. Dia melihat opsi untuk mengontrakan gedung wanita ke Perumda BPR Bank Cirebon adalah yang paling rasional. Apalagi Perumda BPR Bank Cirebon dinilai mampu mengontrak gedung tersebut. Sebab menjadi salah satu perumda yang terbesar dalam mencapai target PAD. \"Itu lebih baik dikontrakan saja ke Perumda BPR Bank Cirebon, saya pernah usul ke dirutnya dan dia mau,\" ucapnya. Seperti diketahui, Manajemen Charuban Convention Center mengajukan perubahan addendum kerjasama kepada Pemerintah Kota Cirebon sebagai pemilik aset Gedung Wanita. Hal itu lantaran target yang dibebankan dirasa terlalu berat. Manajemen Charuban Convention Center Bagian Promosi dan Marketing, Dwi menjelaskan ada beberapa poin perubahan addendum yang diajukan. Salah satunya mengenai perubahan penurunan target nilai pembayaran ke pemerintah yang dirasa terlalu tinggi. Dalam ajuan perubahan addendum nilai pembayaran untuk Gedung Wanita itu, pihaknya meminta penurunan target dibawah Rp100 juta, dari Rp325 juta yang dibebankan pemerintah dalam klausul kontrak. Pengajuan itu dirasa sangat logis, lantaran sesuai dengan ikatan kontrak. \"Sementara ini kita pure dari sewa gedung saja, belum ada pendukung lain yang bisa dikomersikan. Target sebesar itu tinggi banget, makanya kita minta addendum-nya diubah untuk nilai tergetnya,\" jelasnya. Dwi menambahkan, untuk penyewaan gedung kondisinya belum stabil. Target yang dibebankan masih jauh. PAD yang disetorkan ke pemerintah baru sekitar 10 persennya saja. Terkait dengan pembangunan saran pendukung seperti hotel dan food court itu, Dwi menyebutkan progress-nya kemungkinan cukup lama. Sebab pihaknya baru akan membangun hotel dan food court bila memenuhi 50-70 persen dari target. \"Memang kemungkinan nanti kalau sudah berjalan hotel dan food court target kita sudah bisa penuhi. Tapi progress-nya agak lama untuk hotel dan lainnya, kita masih fokusnya ke sewa gedung dulu,” katanya. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait