Mayoritas Calon Kuwu Petahana Tumbang, Dari 70 Hanya 23 yang Menang

Senin 30-10-2017,23:01 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Pemilihan kuwu (Pilwu) serentak yang diikuti 329 kandidat di 101 desa se-Kabupaten Cirebon, sudah digelar, Minggu (29/10). Berdasarkan data yang diperoleh Radar, dari 70 calon kuwu petahana, hanya 23 saja yang menang, sisanya berguguran. “Dari 101 desa penyelenggara pilwu serentak, ada 70 desa dengan calon incumbent. Nah, dari 70 incumbent itu, hanya 22 calon yang kembali menang,” jelas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DMPD) Kabupaten Cirebon, Drs H Memet Surachmat, kemarin. Pada kesempatan itu, Ketua Pengawas Pemilihan Kuwu Tingkat Kabupaten Cirebon, H Zaenal Abidin SE MM juga mengklaim, kecuali Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, proses perjalanan pilwu serentak secara umum berjalan aman dan lancar. Pihaknya mengakui, proses pilwu di Desa Pegagan Lor tidak sesuai tahapan jadwal, lantaran beberapa persoalan yang mesti diselesaikan, sehingga baru dapat terlaksana pencoblosan pukul 10.00 WIB dan penghitungan pukul 22.00 WIB. \"Secara umum dan keseluruhan aman, hanya di Pegagan Lor yang memang perlu penanganan khusus. Desa lain pukul 08.00 WIB sudah dimulai pencoblosan dan pukul 14.00 penghitungan.  Alhamdulillah penghitungan tuntas pukul 02.00 dini hari,\" ujar Zainal saat dsekitar pukul 02.00 dinihari tadi. Untuk tingkat partisipasi pemilih, lanjut Zainal, cukup bagus. Pasalnya, dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilwu sebanyak 429.095, sekitar 70 persen warga menggunakan hak pilih. \"Hasil dari demokrasi di tingkat desa ini cukup menggembirakan. Tingkat partisipasi masyarakat sudah sangat memuaskan,\" ungkapnya. Dibandingkan pelaksanaan pilwu sebelumnya, Zainal mengklaim, pelaksanaan pilwu serentak ini minim persoalan. Hal itu lantaran petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) Perbup Cirebon nomor 60 tahun 2017 tentang pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian kuwu sudah sangat jelas dan komplit. \"Dibandingkan pelaksanaan pilwu sebelumnya, Insya Allah sekarang lebih aman, lancar dan kondusif. Namun demikian, ada salah satu desa, yakni di Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani hasil pilwunya draw (seri). Karena itu, maka akan kami musyawarahkan dulu untuk menentukan siapa pemenangnya,\" bebernya. Sekadar diketahui, hasil perolehan suara di Kalibaru, Kecamatan Tengahtani, untuk kedua calon yakni Handy Riyanto dan Santosa ialah sama. Maka dalam hal ini, pihaknya bersama panitia, saksi, pengawas tingkat kecamatan, dan lain-lain, terlebih dahulu akan mempelajari hasil perolahan suara yang masuk berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 60 tahun 2017. \"Ya makanya kami belum bisa putuskan, akan kita pelajari dulu,\" ungkapnya. Pihaknya juga mengakui, dalam berdemokrasi akan ada beberapa calon maupun masyarakat yang belum mau menerima kekalahan. Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan masa sanggahan kepada calon atau masyarakat yang keberatan dalam hasil pemungutan dan penghitungan suara. Masa sanggahan diberikan tiga hari setelah pemungutan suara. “Tapi mudah-mudahan semua calon dan pendukung mau menerima dengan legawa, yang menang jangan jumawa dan yang kalah legawa,\" ajaknya. Hasil rekapitulasi suara masuk melalui quick count di Posko DPMD, menurut Zainal, merupakan hasil dari laporan whatsaap (WA) petugas pendamping desa yang berperan dalam monitoring pemilihan kuwu. \"Rekapitulasi tadi merupakan hasil quick count dari tim fasilitasi pendamping desa. Quickcount ini tidak lepas dari peran para pendamping desa. Namun ya itu, hasil yang diberikan tadi belum dilakukan kroscek ulang dengan Barita Acara Pemeriksaan (BAP) hasil penghitungan pilwu. Mungkin saja ada kesalahan human error. Tapi ya mudah-mudahan hasilnya sesuai bukti BAP yang akan kami terima,\" tandasnya. Sementara itu, pengamat kebijakan publik, Avip Rivai MA menilai, banyaknya calon petahana yang tumbang menunjukan masyarakat semakin cerdas dalam menentukan hasil pemilihan. Tumbangnya para petahana, merupakan pembelajaran agar para incumbent dapat bekerja secara professional dan jujur. \"Masyarakat benar-benar menilai kinerja petana ketika berkuasa, mereka mempertimbangkan bahwa reward dan punishment itu penting sebagai tolak ukur dalam memilih,\" kata Avip. Artinya, jika si penguasa (incumbent) itu dinilai bagus kinerjanya, programnya terukur dengan jelas, maka itu dapat dijadikan reward untuk kembali dipilih. \"Sebaliknya, jika programnya tidak jelas, tidak amanah ya itulah punishment yang harus diterima incumbent,\" tandasnya. Terpisah, Bupati Cirebon Dr H Sunjaya Purwadisastra MM MSi bersama Wakil Bupati Cirebon, Selly A Gantina meninjau langsung Pilwu di berbagai desa di Kabupaten Cirebon. Bupati dan Wabup meninjau secara bersama di Desa Sindang Jawa dan membuka pelaksanaan pilwu secara simbolis. Kemudian Bupati dan Wabup meninjau pilwu secara terpisah. Wabup meninjau pelaksanaan pilwu di Desa Pegagan Lor. “Alhamdulillah pilwu serentak kali ini berjalan lancar dan aman,” ujar Sunjaya dengan nada bahagia. (via/den/arn)  

Tags :
Kategori :

Terkait