CIREBON - Kontraktor mega proyek gedung Setda setinggi delapan lantai diminta harus lebih memperhatikan kualitas bangunan. Dengan sisa waktu yang tinggal dua bulan ini, penggarap proyek jangan hanya mengejar targetan 70 persen saja. \"Jangan sampai hanya fokus ke kuantitas, tapi kualitas diabaikan. Artinya harus seimbang,\" kata Ketua Komisi II, Watid Syahrir saat kembali melakukan sidak bersama sejumlah koleganya di Komisi II DPRD Kota Cirebon, Rabu (1/11). Dikatakan Watid, pihaknya ingin agar segera dilakukan hammer test untuk mengetahui pemeriksaan mutu dan kekuatan beton. Sebab, kerangka sejumlah lantai mengalami getaran. \"Kalau menurut saya progress pengerjaan gedung ini baru mencapai 50 persen,\" kata Watid. Walau demikian, lanjut Watid, ia optimis progres pengerjaan gedung pada akhir November mencapai 70 persen. \"Mudah-mudahan segala sesuatu yang kurang di sini dapat segera teratasi,\" ucap Watid. Sementara itu, Kepala DPUPR Kota Cirebon, Budi Raharjo yang ikut melakukan sidak menjelaskan, hingga saat ini pengerjaan bangunan baru mencapai enam lantai. Artinya, tinggal dua lagi yang belum dibangun. Melihat hal itu, Ia juga optimis bahwa akhir November seluruh lantai bangunan sudah dapat berdiri tegak. \"Kalau progres pembangunan hingga saat ini saya belum tahu persisnya berapa persen. Tapi kalau untuk pembangunan hingga delapan lantai, akhir November bisa diselesaikan,\" kata Budi. Terkait dinding bangunan yang rontok, Budi menilai itu tidak wajar. Seharusnya, menurut Budi dinding-dinding bangunan mulus. \"Kalau saya bilang itu tidak wajar, wajarnya harus mulus,\" ucap Budi. (fazri)
Kategori :