Disdikbud Kuningan Terapkan Penguatan Pendidikan Karakter

Kamis 02-11-2017,06:06 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN – Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan berencana akan menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Program itu diterapkan kepada para siswa, terutama tingkat SD dan SMP sederajat. Langkah itu dilakukan, sebagai wujud antisipasi terhadap perilaku siswa di luar batas kewajaran. Penerapan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku siswa yang tidak pantas, dan akhirnya mencoreng nama baik sekolahnya masing-masing. Seperti diketahui, belum lama ini sempat muncul terjadinya tindak kenakalan remaja di tingkat pelajar di beberapa sekolah. Karena itu, Disdikbud mengambil langkah strategis agar insiden serupa tidak kembali terulang kembali di masa mendatang. “Kita saat ini sudah bekerja sama dengan pengawas, untuk menggiring sekolah agar mengintegrasikan PPK. Nah itu berintegrasi, karena jam belajar penuh, jadi diintegrasikan dalam bidang studi masing-masing, bagaimana pembentukan karakter,” papar Sekretris Disdikbud, Dedi Supardi kepada Radar Kuningan. Menurut Dedi, prinsip pendidikan karakter itu bersumber di tenaga pendidik atau guru itu sendiri. Namun dalam penerapan pendidikan karakter, tergantung dari kemampuan guru itu sendiri. “Tapi ada dua sumber utama. Satu itu guru dan dua itu alam. Jadi, bagaimana guru menghubungkan dirinya dengan alam agar anak-anak (siswa, red) itu bisa meniru kebaikan dalam budaya sehari-hari,” ujarnya. Disebutkan dia, ada empat budaya yang tengah digiring ke sekolah-sekolah. Keempat budaya itu antara lain yaitu budaya santun, budaya jujur, budaya sehat dan budaya bersih. “Nah ini memang kan perubahan paradigma, sehingga saya meminta bukan hanya berintegrasi, namun juga dalam bentuk alokasi waktu yang juga cukup, ini yang tengah kita rencanakan programnya. Mudah-mudahan, sekolah-sekolah nantinya bisa menerapkan program PPK ini kepada para siswa,” harapnya. Karena tidak ada dalam kurikulum maupun mata pelajaran, kata Dedi, jadi sekolah harus bisa mengintegrasikan program PPK ini dengan bidang studi yang ada di setiap sekolah. Jangan sampai nantinya perilaku siswa lebih dipengaruhi oleh dunia maya (medsos) ketimbang guru-gurunya yang setiap hari memberikan pelajaran dan arahan. “Tidak dipungkiri kalau medsos itu cukup mempengaruhi perilaku siswa saat ini. Makanya semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam mendidik siswa, baik itu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan pemerintah dengan para stakeholder yang ada,” pungkasnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait