PDIP Pengaruhi Peta Koalisi

Sabtu 04-11-2017,13:01 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA–Beberapa partai politik (parpol) yang memiliki kursi di DPRD Majalengka, belum menemukan kesepakatan permanen koalisi menjelang pemilihan bupati/wakil bupati (Pilbup) 2018. Diperkirakan peta koalisi bakal terbentuk secara permanen, setelah PDI Perjuangan (PDIP) menentukan mitra koalisi dan pasangan calon. Hal itu karena PDIP memiliki 18 kursi dan mayoritas di parlemen, atau 36 persen dari jumlah keseluruhan kursi DPRD Majalengka yang totalnya 50 kursi. Sehingga sisa kursi yang masih bisa dikoalisikan parpol-parpol lain ada 32 kursi atau 64 persen. PDIP sendiri saat ini tengah menunggu peserta penjaringan dan penyaringan bakal calon bupati/wakil bupati, mendapat mandat rekomendasi dari DPP. Sejumlah tokoh mendaftar ke PDIP, yakni H Karna Sobahi yang juga Wakil Bupati Majalengka. Selain itu anggota DPRD Jabar H Surahman, Ketua DPRD Majalengka Tarsono D Mardiana, putra bupati Djoko Sugihartono, Ending Wahidin, dan mantan Ketua DPC PAN yang juga pengusaha Majalengka Tete Sukarsa. Bahkan Maman Suherman dikabarkan mendaftar langsung ke DPP PDIP. Pemerhati politik Haris Susilo SIP menyebutkan, sikap politik PDIP akan sangat berpengaruh terhadap peta politik jelang pilkada Majalengka 2018 mendatang. Hal ini sangat berdasar, mengingat jumlah kursi PDIP di parlemen mayoritas. “Di PDIP ada enam orang yang berebut rekomendasi, namun hingga kini rekomendasi tersebut belum juga keluar. Hal ini menjadi salah satu faktor kenapa partai lain juga masih menunggu,” ujarnya. Sementara PAN, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat sudah menghimpun kekuatan dan mendeklarasikan Koalisi Kebangsaan Umat. Jika digabung koalisi tersebut memiliki 12 kursi parlemen. Namun hingga saat ini belum memunculkan pasangan calon, untuk didaftarkan ke komisi pemilihan umum (KPU). “Meskipun para ketua dan sekretaris parpol Koalisi Kebangsaan Umat telah membubuhkan tanda-tanda tangan dalam nota kesepahaman koalisi, tetapi hingga sekarang mereka belum menentukan pasangan yang akan diusung. Malah di tengah perjalanan, DPC Gerindra mengadakan konvensi untuk menjaring bakal calon,” ujarnya. Dengan demikian, PKB, PKS, Golkar, PPP, dan Nasdem dengan potensi 30 kursi masih menunggu manuver dari PDIP. Meskipun PKB dan Golkar sudah mengadakan tahapan penyaringan dan penjaringan. Informasi terakhir PKB dan PKS sudah ada sinyal untuk berkoalisi, namun para ketua parpol maupun bakal calon yang akan diusung kedua parpol tersebut masih malu-malu menyatakan secara resmi. Meski begitu, ketua DPC PKB dr Hamdi menyangkal asumsi peta koalisi ditentukan sikap politik PDIP. Pihaknya akan menjalin koalisi dengan parpol lain karena sudah menjadi keputusan mutlak, bahwa PKB harus mengusung calon di Pilbup mendatang. “Koalisi akan tetap berjalan, karena instruksi seluruh partai juga harus berkoalisi. PKB sendiri tahapan proses penjaringan sudah sampai di DPP, kita tinggal menunggu rekomendasi keluar,” ungkapnya. Ketua DPC PPP Ali Imron juga menyatakan pihaknya akan bersikap realistis mengusung tokoh atau pasangan calon yang potensial memenangi Pilbup Majalengka. Walaupun hingga saat ini komunikasi dengan tokoh-tokoh potensial tersebut belum menemukan titik temu, dan masih dalam tahapan finalisasi. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait