PKL Sudarsono Perlu Solusi, Pasang Tenda sampai Malam Hari

Senin 13-11-2017,09:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Jalan Sudarsono lebih lengang dari biasanya di akhir pekan. Sebagian besar pedagang kaki lima (PKL) memilih tidak membuka lapaknya. Kondisi itu tidak mengherankan. Perkantoran dan Poliklinik Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati memang tutup. Dari pantauan di lapangan, hanya beberapa pedagang saja yang berjualan. Meski demikian, lapak-lapak semi permanen kembali bermunculan. Bahkan ada pedagang yang buka sampai malam. Mereka beralasan, persaingan cukup ketat. Setelah penertiban, PKL di lampu merah Jl Kesambi dan pintu keluar RSD Gunung Jati yang mendapat untung berlipat. “Kami kan di sini dibongkar, yang di depan sana masih buka. Makanya kami juga buka sampai malam, banyak keluarga pasien yang butuh ini itu,” ujar salah seorang pedagang di Jl Sudarsono, Acih (35), Minggu (12/11). Penertiban PKL di Jl Sudarsono memang tidak dibarengi rencana penataan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Imbasnya, mereka tetap diperbolehkan berjualan dengan syarat tertentu. Kendati demikian, persaingan usaha membuat PKL mau tidak mau kembali berjualan seperti sebelum ada penertiban. “Pembeli milihnya ke sana (area pagar bambu). Itu kan lebih deket, jadi kalau siang saya sepi. Makanya saya buka sampai malam, kalalau malam saingannya berkurang,” katanya. Acih mengaku kesulitan mendapat pembeli di siang hari. Banyak PKL yang menggunakan gerobak berjualan di area pagar bambu. Padahal pemasangan pagar itu dimaksudkan agar pedagang tak menggunakan trotoar untuk berjualan. Para pedagang yang menggunakan gerobak, kata dia, memang lebih mengincar pembeli dari kawasan perkantoran. Mereka memang tidak membuka lapak dan mengemas barang dagangannya ketika perkantoran tutup. \"Kita buka sampai malam karena harus bersaing sama mereka, kalau nggak gitu ya susah makan nantinya,\" ucapnya. Soal pelanggaran ketentuan jualan yang ditetapkan Satpol PP, Acih berdalih tenda yang dibangunnya knock down. Bukan warung semi permanen seperti yang dibongkar oleh petugas beberapa waktu yang lalu. Tenda tersebut dibangun sebatas untuk peneduh karena cuaca belakangan ini sering hujan. Meski demikian, merujuk pada kesepakatan antara Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, semestinya PKL di kawasan itu tidak menggunakan tenda. Usai penertiban, Disperindagkop UKM memang memberi toleransi kepada pedagang untuk tetap berjualan. Syaratnya mereka mundur dua meter dari trotoar, sehingga pejalan kaki tidak terganggu. Kemudian, PKL juga tidak boleh menggunakan bangunan semi permanen. Merujuk para surat teguran Satpol PP, beberapa PKL di Jl Sudarsono melanggar ketentuan poin keempat yakni; Meninggalkan dan/atau membiarkan sarana dan prasaran usaha PKL di lokasi. Sebelumnya, PKL di Jl Sudarsono juga mengaku mengantongi izin dari camat dan walikota untuk mendirikan tenda. Salah seorang PKL, Wati (47) mengaku tak bermaksud melakukan pelanggaran. Pembangunan tenda hanya untuk antisipasi, karena cuaca belakangan ini mulai masuk musim penghujan. Kondisi ini membuat pedagang kelimpungan. Mereka tidak punya peneduh, sehingga harus bubar saat hujan turun. Dagangan juga berisiko rusak. Pemasangan tenda itu sebatas untuk peneduh dan bentuknya knock down. “Habis jualan juga dibongkar kok,” katanya. Wati mengaku, pemasangan tenda itu sudah seizin camat setempat dan walikota. Meski demikian ia tidak merinci bagaimana izin itu didapat. Apakah secara lisan maupun tertulis. \"Waktu itu kata camat dan walikota katanya boleh untuk pasang tenda,\" tuturnya. Sementara itu, Kepala Seksi Bina Trantibum Tranmas Satpol PP, Asep Kurnia mengaku sudah memberikan peringatan kepada PKL Jl Sudarsono. Diharapkan imbauan petugas bisa membuat mereka tertib dalam berjualan dan tak meninggalkan sisa jualan seperti sampah dan perlengkapan lainnya. Teguran ini juga dikatakan sebagai salah satu cara untuk menghindari dipasangnya lapak permanen seperti semula. Dikhawatirkan bila diperbolehkan memasang tenda, PKL malah membangun kembali lapak permanen seperti semula. \"Jangan sampai mereka kembali membangun lapak permanen di sini,\" ujar Asep, kepada Radar. Asep mengaku akan memantau Jalan Sudarsono setiap hari. Dengan adanya pemantauan secara rutin, PKL di ruas jalan itu tidak bertambah. Dengan keramaian yang terlihat seperti sekarang ini, besar kemungkinan menarik pedagang lain untuk ikut berjualan. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait