Waspada Pergerakan Tanah, Kabupaten Cirebon Peringkat 7 Rawan Bencana di Jawa Barat

Rabu 22-11-2017,07:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Kabupaten Cirebon termasuk daerah rawan pergerakan tanah. Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon, 15 kecamatan termasuk dalam kategori rawan pergerakan tanah. Laporan: Dani  Hamdani, Cirebon DATA dari PVMBG di atas, diakui oleh Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman. Dia membeberkan 15 kecamatan yang rawan bencana pergerakan tanah. “Termasuk Gemulung Lebak dan Gemulung Tonggoh yang sebelumnya longsor itu, juga termasuk daerah yang cukup rawan pergerakan tanah. Data yang kami terima, total ada sekitar 15 kecamatan yang rawan pergerakan tanah. Salah satunya Gemulung Lebak dan Gemulung Tonggoh, Kecamatan Greged,” tuturnya kepada Radar, Senin (20/11). Eman meminta warga di 15 kecamatan tersebut untuk waspada dan berhati-hati. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim hujan. Karena potensi pergerakan tanah semakin tinggi. Saat ini, lanjut Eman, pihaknya sudah mempersiapkan segala kemungkinan jika terjadi pergerakan tanah di 15 kecamatan tersebut. Persiapan yang dilakukan dengan memberikan rambu-rambu di daerah rawan gerakan tanah tersebut. “Dalam rambu-rambu tersebut, ada larangan membangun rumah atau bangunan lain yang sudah kita beri rambu-rambu. Kita juga menyarankan kepada masyarakat menanam pohon yang akarnya tunggal. Sehingga bisa mengikat tanah agar tidak pecah atau bergerak,” bebernya. Sementara itu, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia untuk tingkat Jabar, Kabupaten Cirebon menempati peringkat tujuh untuk daerah rawan bencana alam. “Kita peringkat tujuh daerah yang rawan bencana di Jawa Barat,” ujarnya sembari menyampaikan, ada sekitar tujuh jenis bencana alam yang sering kali terjadi di Kabupaten Cirebon. Yakni banjir, puting beliung, longsor, pergerakan tanah, air rob, erupsi, dan hujan angin. Ditanya soal hambatan yang dialami saat ini, Eman mengakui, pihaknya selalu terbatas pada peralatan dalam penanggulangan bencana alam. “Kalau personel kita lengkap ya. Ada sekitar 40 personel yang siap 24 jam jika terjadi bencana alam. Namun yang sangat disayangkan, kita terbatas dalam peralatan,” pungkasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait