CIREBON – Porda Jabar ke-12 pada tahun 2014 di Kabupaten Bekasi adalah kenangan terburuk bagi Persatuan Kempo Indonesia (Perkemi) Kota Cirebon. Medali emas yang berhasil diraih pada Porda sebelumnya gagal diulangi. Perkemi hanya meraih satu perunggu, capaian terburuk sejak debutnya di Porda Jabar X/2006. Perkemi memang belum lama berdiri di Kota Cirebon. Top organisasi cabang olahraga bela diri asal Jepang tersebut baru tiga kali tampil di Porda. Nah, Perkemi meraih medali perak pada penampilan perdananya di Porda Jabar ke-10 di Kabupaten Karawang pada 2006. Medali perak itu diraih Mei Suprianto (randori tarung) kelas 65 kg putra). Pada Porda Jabar XI/2010, Mochammad Fachrudin membuat sejarah dengan meraih medali emas dari randori kelas 75 kg putra. Sementara tiga tahun lalu di Kabupaten Bekasi adalah capaian terburuk Perkemi. Mereka mendonasikan medali perunggu untuk Kontingen Kota Cirebon. Satu-satunya perunggu itu disumbangkan Kristin Natalina yang turun di kelas 51 kg putri. Kenangan Porda 2010 itu lah yang terus dihidupkan oleh Perkemi untuk memotivasi semangat para atlet. Ada sembilan atlet yang telah digeber dalam program training camp (TC) Perkemi dan akan diturunkan pada Babak Kualifikasi (BK) Porda Jabar XIII/2018 yang akan digelar mulai hari ini di Kabupaten Bogor. “Sejak Porda 2014 seperti ada yang mengganjal. Kami ingin meraih kembali prestasi tertinggi dengan mendapatkan medali emas di Porda. Dan, kami selalu meyakinkan para atlet bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencapainya,” tutur pelatih kempo Kota Cirebon, Bhakti Adhyaksana. Menurut Bhakti, peluang untuk mengulang sejarah yang tercipta di Kota Bandung pada 2010 tersebut cukup terbuka di Kabupaten Bogor, tahun depan. Sedangkan BK Porda yang digelar mulai hari ini merupakan ajang yang tepat untuk mengevaluasi seluruh program yang telah dilaksanakan. “Di BK Porda kita juga bisa mempelajari sejauh mana kekuatan lawan-lawan kita,” katanya. Dari sembilan atlet yang diterjunkan di BK, Perkemi memiliki tiga atlet unggulan yang diproyeksi emas pada babak utama Porda tahun depan. Mereka adalah, Sigit Ardianto, Zahrunnisa Fawziah dan Rossania Nurrahmani. Ketiganya merupakan atlet dari kategori randori atau tarung. Sigit turun di kelas 75 kg putra, Zahrunnisa di kelas 55 kg putri sedangkan Rossa di kelas 60 kg putri. Menurut Bhakti ketiganya paling potensial menyumbangkan medali emas di Porda 2018. Sementara pada kejuaraan antardojo yang digelar belum lama ini, Sigit cs mampu menembus partai final dan meraih medali perak. “Kami selalu mencita-citakan medali emas. Dan, saya rasa kami bisa mewujudkannya tahun depan. Kita akan melalui BK Porda ini dengan penuh perjuangan, dan kami yakin bisa memaksimalkan seluruh potensi yang ada,” pungkasnya. (ttr)
Pernah Sukses di Porda, Perkemi Ingin Ulangi Raih Medali Emas
Rabu 22-11-2017,19:05 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :