Korem 063/SGJ Ajak Masyarakat Tangkal Komunis Gaya Baru dan Radikalisme

Rabu 22-11-2017,22:55 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Korem 063/SGJ menggelar kegiatan sosialisasi pembinaan antisipasi bahaya laten komunis (Balatkom) dan paham radikalisme di Aula Sunan Gunung Jati Makorem, Rabu (22/11). Peserta yang hadir dalam kegiatan itu adalah prajurit dan ASN Korem 063/SGJ serta Keluarga Besar TNI. Dalam sambuatanya Kepala Staff Korem 063/SGJ Letkol Arm Wahyu Widodo mewakili Komandan Korem 063/SGJ Kolonel Inf Veri Sudiojanto Sudin SIP menyampaikan, sosialisasi ini bertujuan untuk menangkal kembali gerakan-gerakan komunis gaya baru dan paham radikal di Indonesia. \"Timbulnya gerakan-gerakan tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kembali pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, meningkatkan wawasan Kebangsaan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat serta melakukan deteksi dini terhadap kemunculan gerakan-gerakan yang membahayakan stabilitas nasional,\" jelas Wahyu. Wahyu juga mengungkapkan, perlu mewaspadai gerakan komunis gaya baru. Lantaran, saat ini telah banyak menyusup ke berbagai elemen masyarakat yang selalu menentang kebijakan pemerintah serta menciptakan instabilitas politik dan keamanan. \"Saya tekanan, bahwa sebagai prajurit teritorial harus mampu memberikan wawasan terhadap masyarakat agar tidak mudah terpengaruh serta mengajak masyarakat agar mengantisipasi dan mewaspadai akan bahaya komunis dan paham radikal,\" kata Wahyu. Sementara dalam materinya, Mayor Inf Juhok Sukmawan menuturkan, Indonesia perlu mewaspadai akan adanya bahaya yang datang baik dari luar maupun dari dalam negeri. Di mana, untuk ancaman dalam negeri sendiri adanya bahaya laten komunis dan paham radikal yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. \"Perlu diwaspadai juga akan penggunaan media. Sebab, massa yang digunakan oleh kelompok-kelompok tersebut untuk melancarkan aksinya dengan menyebarkan berita hoax yang isinya fitnah, provokasi, pengalihan isu dan pembunuhan karakter yang bertujuan untuk menimbulkan saling curiga, meruntuhkan percaya diri atau nasionalisme dan delegitimasi pemerintah,\" terang Sukmawan. (fazri)

Tags :
Kategori :

Terkait