Agung Laksono Kenalkan Airlangga sebagai Caketum Golkar di Mukernas Kosgoro

Rabu 13-12-2017,10:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA – Musyawarah kerja nasional (Mukernas) Kosgoro 1957, kemarin (12/12), menjadi ajang pemanasan menuju musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar. Di hadapan ribuan kader dan tokoh, Ketua Umum PPK Kosgoro Agung Laksono memperkenalkan sosok Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Golkar. Pada pembukaan mukernas di Hotel Menara Peninsula Jakarta itu, Agung mengundang Dewan Kehormatan Partai Golkar B.J. Habibie dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Idrus Marham. Dalam satu sesi pidato, Agung menyebut pelaksanaan munaslub sebagai jawaban untuk menyelesaikan dinamika Partai Golkar saat ini. “Salah satu kandidat ada di sini, Pak Airlangga,” kata Agung menunjuk Airlangga yang duduk tidak jauh dari Habibie. Ribuan kader riuh rendah menyambut sosok Airlangga. Menurut Agung, pelaksanaan munaslub harus menjadi momentum awal kebangkitan Partai Golkar. Karena itu, dalam pelaksanaannya, munaslub harus berjalan bersih dan jauh dari praktik politik uang. Untuk itu, pelaksanaan pemilihan calon ketua umum Partai Golkar harus berjalan demokratis dan terbuka. “Apakah nanti pemilihan melalui aklamasi atau voting, kami serahkan sepenuhnya. Asalkan tidak direkayasa,” kata ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu. Sementara itu, Idrus Marham mengakui banyak aspirasi yang meminta agar munaslub dilaksanakan secepatnya. Bahkan, Agung sendiri pernah menyuarakan hal serupa. Namun, lanjut Idrus, aspirasi pelaksanaan munaslub tidak bisa diakomodasi begitu saja karena ada sistem yang berlaku di Partai Golkar. “Saya pikir pernyataan Pak Agung ini bukan sebagai ketua umum PPK Kosgoro. Saya pikir ini adalah pernyataan beliau sebagai aktivis,” ujarnya. Idrus menilai di internal Golkar saat ini ada upaya menyingkirkan kelompok yang berbeda pendapat. Contohnya penolakan terhadap Aziz Syamsudin sebagai ketua DPR yang direkomendasikan Ketua Umum Setya Novanto. Menurut dia, iklim semacam itu seharusnya tidak terjadi di dalam Partai Golkar. “Siapapun penguasanya, seharusnya posisinya adalah memimpin partai, bukan menguasai,” sebut Idrus. Terpisah, setelah ditolak lebih dari separo anggota Fraksi Partai Golkar, Aziz kini berubah haluan. Dia menegaskan kesiapannya maju sebagai calon Ketum Partai Golkar. “Bismillah. Karena ditolak (jadi ketua DPR), ya kita maju (calon Ketum Golkar),” ujarnya. Aziz menegaskan kesiapannya bertarung dengan Airlangga Hartarto dan Titiek Soeharto yang sudah menyatakan maju. Aziz pernah maju pada Munaslub Partai Golkar 2016 dan meraih posisi ketiga dalam perolehan suara. Aziz memastikan bahwa dirinya sudah menyiapkan strategi untuk maju dalam munaslub. (bay/c19/jun)      

Tags :
Kategori :

Terkait