Hiswana Migas Pastikan Stok Elpiji 3 Kg Aman

Kamis 14-12-2017,22:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Ketersediaan stok gas elpiji 3 kg (melon) selalu menjadi topik hangat, terutama pada momen tertentu. Kabid LPG Hiswana Migas Cirebon, Fauzi Hasan mengungkapkan, sepanjang Desember memang ada sejumlah event, yakni libur Mulid Nabi 1 Desember, Hari Natal 25 Desember, dilanjut akhir tahun. Pertamina dan Hiswana Migas telah membuat rancangan agar stok gas elpiji tetap kondusif. \"Tanggal 1 Desember kemarin, kami sudah mengguyur tambahan stok 100 persen kali alokasi harian di wilayah 3 Cirebon. Sementara 25 Desember belum dikeluarkan,\" jelas Fauzi kepada Radar Cirebon, Rabu (13/12). Di luar itu, kata dia, Pertamina juga memberi ekstra tambahan fakultatif 250 persen. Masing-masing di tanggal 11 dan 12 Desember (sudah dikeluarkan) dan di tanggal 14, 22 dan 28 masing-masing 50 persen kali alokasi harian, sehingga totalnya 250 persen kali alokasi harian. Ditambah 100 persen pada tanggal 1 dan 25 Desember. Sehingga total tambahan mencapai 450 persen kali alokasi harian. Fauzi menyebutkan, untuk kuota harian, Kota Cirebon sebanyak 8.375 tabung, Kabupaten Cirebon 57.846, Indramayu 45.846 tabung, Kuningan 26.197 tabung dan Majalengka 30.036 tabung. \"Kalau diakumulasi, stok reguler dan tambahan tiap wilayah adalah Kota Cirebon menjadi 20.937 tabung, Kabupaten Cirebon 144.625 tabung, Indramayu 114.615 tabung, Kuningan 65.492 dan Majalengka 75.052 tabung,\" paparnya. Menurutnya, tambahan alokasi 450 persen sudah sangat mencukupi untuk kebutuhan gas elpiji selama momen Desember. Fauzi memaparkan, dengan tambahan stok fakultatif, maka total stok dalam 26 hari kerja di Desember menjadi 238.687 tabung dari stok reguler 217.750 tabung di Kota Cirebon, stok reguler Kabupaten Cirebon 1.503.996 tabung menjadi 1.648.621 tabung, Indramayu reguler 191.996 tabung menjadi 1.306.611 tabung, Kuningan reguler 681.122 menjadi 746.624 dan Majalengka reguler 780.986 tabung menjadi 856.028 tabung. Mengapa terjadi panic buying di masyarakat? Fauzi menjelaskan, salah satunya dampak pemberitaan media elektronik. Sehingga masyarakat melakukan aksi borong karena kekhawatiran tidak mendapat stok. Jika yang melakukan aksi borong punya 3-4 tabung, bisa diibaratkan stokist pindah ke rumah tangga (dapur). Akhirnya yang hanya memiliki 1-2 tabung bisa kehabisan. Belum maraknya pedagang goreng dadakan dan hajatan. “Kalau ada keterlambatan karena adanya proses handling, terlebih jalanan di Cirebon kini macet,\" tuturnya. Sebenarnya, sudah ada dasar penjualan di lapangan, yakni segmen rumah tangga maksimal pembelian hanya 2 tabung. Pihaknya menyarankan ekstra tambahan ini dibagikan pada pangkalan kecil dengan segmen menengah ke bawah. Sementara bongkaran-bongkaran besar jangan dulu diberikan. Fauzi menambahkan, pantauan di lapangan juga terjadi kenaikan harga Rp 5.000 untuk gas 5,5 kg dan Rp 10 ribu gas 12 kg. “Untuk 2018 tidak ada pengurangan kuota, bahkan ada tambahan. Semua teman agen tidak ada yang alokasi dikurangin,\" ucapnya. Sementara, terkait adanya harga gas melon yang mahal, Hiswana mengimbau warga agar membeli gas melon hanya di pangkalan, tidak di pengecer. Sehingga, harga gas melon tetap sesuai HET yaitu Rp 16 ribu. Selain itu, Hiswana juga mengimbau warga yang secara perekonomian mampu untuk tidak lagi menggunakan gas melon atau subsidi. \"Untuk warga mampu silakan gunakan gas nonsubsidi, agar hak warga miskin bisa sesuai peruntukkannya,\" tuturnya. (tta/den)

Tags :
Kategori :

Terkait