Pilkada 2018, Nahdlatul Ulama Tetap akan Netral

Senin 18-12-2017,12:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN–Berbeda dengan hasil rapat sejumlah kiai NU di kediaman Rois Syuriah NU KH Abdul Aziz AN, yang mengatakan NU akan mengawal PKB untuk pengusungan dr H Toto Taufikurohman Kosim sebagai Cabup/Cawabup Kuningan, Tanfidziyah PC NU Kuningan yang dipimpin KH Aminudin justru memberikan penegasan NU akan netral di Pilkada 2018. Penegasan tersebut tertuang dalam ringkasan hasil Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab) NU Kuningan yang digelar di gedung IPHI, Sabtu (16/12). Disebutkan pula, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan dan sosial. Sebagai jam’iyyah, secara organisatoris NU tidak terkait dengan organisasi, partai politik dan organisasi kemasyarakatan mana pun. “Sebagai organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) bersikap netral. Dalam menyikapi pilkada maupun hal strategis lain dalam lingkup Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, tidak boleh mengatasnamakan Nahdlatul Ulama kecuali setelah sebelumnya diadakan rapat bersama antara pengurus Syuriah dan Tanfidziah,” sebut Ketua PC NU KH Aminudin saat membacakan ringkasan Mukercab I NU. Secara personal, lanjut Aam, panggilan KH Aminudin, PCNU mempersilakan warganya untuk menggunakan hak-hak politiknya secara bertanggung jawab, konstitusional dan memilih pemimpin yang siap membesarkan NU dan siap bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dalam menyebarkan paham ahlus sunnah wal jama’ah an-nahdliyyah dan mempertahankan NKRI. Dalam kesempatan itu pula, PCNU Kabupaten Kuningan mengimbau kepada seluruh awak media untuk turut menciptakan suasana yang kondusif dan selalu melakukan tabayyun dalam setiap pemberitaannya. Pihaknya pun mengajak seluruh elemen NU baik struktural maupun kultural di semua tingkatan untuk bersama-sama menjaga dan membesarkan Nahdlatul Ulama sesuai dengan cita-cita luhur para pendirinya. “Semoga sikap dan aktivitas kita semua selalu mendapatkan rida Allah SWT,” harap Aam. Sebelumnya, puluhan ulama NU berkumpul di kediaman Rois Syuriah PC NU Kabupaten Kuningan, KH Abdul Aziz Anbar Nawawi, di Kelurahan Windusengkahan, Kamis (14/12). Mereka hendak menggalang kekuatan besar bersama PKB dalam menentukan sikap politik menjelang Pilkada 2018 mendatang. Tampak hadir dalam pertemuan itu, tokoh-tokoh NU Kuningan, Ketua Dewan Syuro PKB KH Engkos Kosasih dan jajaran, Ketua DPC PKB H Ujang Kosasih MSi beserta jajaran, serta para pengurus PC NU dan sejumlah pimpinan MWC NU dari berbagai kecamatan. Usai pertemuan, juru bicara ulama NU KH Aman Syamsul Falah mengungkapkan, pertemuan para ulama tersebut dalam rangka menyikapi berbagai estimasi politik menjelang Pilkada 2018. Para alim ulama NU telah membicarakan masa depan umat di Kuningan melalui metode kepemimpinan yang akan datang yang diharapkan bisa mewakili kalangan yang berakidah ahlussunnah wal jamaah. “Kita memperhatikan bagaimana nasib umat masa depan dan bagaimana nasib akidah ahlussunnah wal jamaah, yang tentunya politik dengan agama itu tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu berbagai langkah-langkah akan ditempuh, sampai langkah kemenangan bisa diraih oleh kita sebagai umat Islam,” ungkapnya. Adanya wacana PDIP akan mengusung satu paket pasangan cabup-cawabup bahkan sempat merujuk kepada pasangan Acep-Edo, dalam pertemuan tersebut juga menjadi pembahasan. Karena PKB sempat mendapatkan celah untuk calonnya yakni dr H Toto Taufikurohman Kosim akan berpasangan dengan Acep Purnama, setelah adanya wacana baru Acep-Edo, mereka pun kemudian merencanakan akan menggalang kekuatan baru dengan membentuk koalisi besar yang dimotori PKB. “Ketika nanti pait-paitnya kita tidak dimasukkan dalam calon wakil bupati (dr Toto T Kosim, red) oleh PDIP, insya Allah kita akan menyatukan langkah-langkah lebih luas, lebih masif dengan bercita-cita ingin membikin koalisi besar. Syukur-syukur nanti teman-teman kita di Muhammadiyah dengan NU bisa duduk bersama untuk bikin koalisi besar. Ini harapan kami dan merupakan langkah awal. Masih ada marhalah berikutnya yang akan kita tempuh bersama PKB, NU dan teman-teman kita nanti di organisasi keislaman lainnya,” kata Aman. Langkah tersebut, lanjut Aman, yakni NU bersama PKB akan bersilaturahim ke sejumlah parpol di luar PDIP yang berbasis Islam, seperti PAN, PKS, dan PPP, bahkan tidak menutup kemungkinan bersilaturahmi ke Partai Demokrat. Jika nantinya hal itu terwujud dengan adanya kesolidan untuk mementingkan kepentingan Islam masa depan dan Kuningan ke depan, pihaknya pun tak mau kalah dengan Gerindra untuk mengadakan konsolidasi guna membentuk koalisi besar versi NU. “Yang menentukan sesuatu besar menjadi kecil, bagi orang yang bercita-cita besar, dan sesuatu menjadi besar bagi orang yang bercita-cita kecil. Makanya walaupun ini masih langkah awal, kita optimis NU, PKB dan teman-teman kita di parpol lain bisa duduk bersama untuk membicarakan masalah ini. Bagi kami, idealnya dokter Toto berpasangan dengan siapa saja, posisinya pun bebas, mau K1 atau K2 boleh, yang penting untuk kepentingan umat,” ujarnya. Aman juga mengajak kepada parpol lain agar bisa membuka pintu hati untuk bersilaturahmi. Ia mengatakan dalam silaturahmi itu akan dibicarakan masa depan Kuningan dengan cara duduk bersama satu meja untuk membicarakan kepentingan umat. Soal PKS dan Demokrat yang sudah melakukan MoU untuk mengusung pasangan Yosa-Agus, menurutnya itu belum final dan masih jauh. “Prioritas kita dokter Toto harus masuk karena sebagai figur dari NU. Kita akan berusaha keras walaupun menjadi K2, harus masuk, minimal K2 (cawabup, red). Kita akan istikharah, musyawarah dan menggeroh (konsolidasi, red) di internal PKB. PKBnya sendiri silakan nanti oleh Pak Ujang melakukan lobi-lobi dengan yang lain,” ucap Aman. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait